- Inter Milan kalah mengejutkan dari Udinese meskipun bermain di kandang.
- Pelatih Inter, Chivu, menekankan timnya perlu bermain lebih pragmatis.
- Inter masih perlu belajar menemukan keseimbangan antara
Suara.com - Inter Milan harus menerima kekalahan mengejutkan saat ditundukkan Udinese 1-2 di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (31/8/2025) malam waktu setempat, dalam lanjutan Serie A 2025/26.
Kekalahan ini terasa kontras, hanya sepekan setelah Nerazzurri tampil perkasa dengan menghajar Torino 5-0 di laga perdana.
Pelatih Inter, Cristian Chivu, menilai timnya masih harus belajar menemukan keseimbangan antara bermain atraktif dan efektif.
Menurutnya, Inter tak bisa hanya mengandalkan permainan indah, tetapi juga perlu siap menggunakan cara pragmatis ketika situasi menuntut.
Inter sebenarnya memulai laga dengan baik. Denzel Dumfries membuka keunggulan pada menit ke-27 lewat umpan Marcus Thuram.
Namun, keunggulan itu sirna setelah Dumfries melakukan handball di kotak penalti. Keinan Davis yang maju sebagai eksekutor tak menyia-nyiakan peluang untuk menyamakan skor.
Tak berhenti di situ, Udinese membalikkan keadaan lewat gol cantik Arthur Atta sebelum turun minum.
Tendangan melengkungnya membuat David Sommer mati langkah dan membungkam publik San Siro.
“Pertandingan sebenarnya berjalan sesuai rencana, tapi kami tidak cukup cair dalam membangun serangan. Penalti itu mengubah segalanya. Setelah itu kami kehilangan fokus,” ujar Chivu kepada DAZN Italia
Baca Juga: Klasemen Pekan Pertama Serie A Italia: Inter Milan Memimpin, AC Milan Tersungkur di Kandang
Di babak kedua, Inter mencoba segala cara untuk menyamakan kedudukan.
Chivu bahkan memasukkan semua penyerang yang ia miliki, Lautaro Martinez, Marcus Thuram, Francesco Pio Esposito, hingga Ange-Yoan Bonny dimainkan bersamaan. Namun, upaya itu tetap gagal membuahkan gol tambahan.
“Setelah jeda, kami tampil lebih agresif dan determinasi lebih tinggi. Tapi semakin lama, ketajaman kami memudar. Meski punya banyak peluang, kami tidak bisa menuntaskannya dengan baik,” lanjut Chivu.
Chivu mengingatkan anak asuhnya bahwa sepak bola bukan hanya soal estetika permainan. Kadang, strategi sederhana bisa lebih efektif daripada rangkaian operan indah.
“Anda harus mencoba bermain indah, tetapi juga siap bermain kotor saat dibutuhkan. Bola panjang atau umpan silang bisa lebih berbahaya ketimbang sekadar umpan manis,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa kekalahan ini bukan alasan untuk panik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
PSSI Diminta Rekrut Pelatih DNA Piala Dunia, Siapa Dia?
-
Masuk Grup Neraka Piala Dunia 2026, Thomas Tuchel Bilang Inggris vs Kroasia Bakal Sengit
-
2 Kata Ajaib Penerus Patrick Kluivert Usai Hasil Drawing Piala Dunia 2026
-
Ronald Koeman Sumringah Belanda Dapat Grup Ringan di Piala Dunia 2026, tapi Cuaca Jadi Ancaman
-
Herve Renard Akui Arab Saudi Masuk Grup Neraka, Sebut Spanyol Tim Terbaik Dunia
-
4 Pemain Keturunan Jadi Andalan Terakhir Timnas Indonesia di SEA Games 2025
-
Filipina Diam-diam Ancam Timnas Indonesia di SEA Games 2025, Janji Bakal Hancurkan Lawan
-
Roy Keane Sebut Arsenal Sudah Kunci Gelar Liga Inggris, Mikel Arteta Membumi
-
Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
-
Waduh Timnas Indonesia Dalam Kondisi Tak Aman Lawan Filipina di SEA Games 2025