Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 05 September 2025 | 10:25 WIB
Pelatih Persija Jakarta Mauricio Souza saat memberikan keterangan pers kepada awak media (Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha)
Baca 10 detik
  • Mauricio Souza ikut prihatin dengan keluhan Gerald Vanenburg.
  • Ia menilai minimnya menit bermain pemain U-23 memang masalah nyata.
  • Kompetisi tambahan disebut sebagai solusi agar pemain muda tak lagi sekadar penghangat bangku cadangan.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Hasil imbang 0-0 Timnas Indonesia U-23 melawan Laos di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 langsung memunculkan tanda tanya besar.

Bagaimana bisa Timnas Indonesia U-23 yang digadang-gadang unggul kualitas, justru gagal meraih poin penuh?

Pelatih Garuda Muda, Gerald Vanenburg, tak ragu menunjuk akar masalahnya: banyak pemain yang minim menit bermain di klub. Situasi itu jelas berdampak pada performa timnas.

I.League sebagai operator kompetisi sejatinya telah memberlakukan regulasi yang mendorong klub memainkan para pesepak bola berusia di bawah 23 tahun di liga.

Pada Super League musim 2025/2026,  setiap tim memiliki minimal lima pemain kelahiran 2003.

Salah satu di antara pemain itu wajib dimainkan sebagai pemain inti selama 45 menit dalam satu pertandingan.

Meski demikian, aturan itu di atas kertas nyatanya belum efektif untuk memberikan wadah bagi para pemain muda untuk berkembang di klub sebelum masuk Timnas Indonesia level kelompok umur.

Komentar Vanenburg rupanya sampai ke telinga Mauricio Souza.

Pelatih Persija Jakarta itu mengaku ikut merasakan keresahan sang kolega.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026

“Saya memahami pelatih timnas (U-23). Ia memiliki masalah dan itu masalah nyata, saya mendukung dia, namun saya tidak dapat memecahkan masalahnya,” kata Souza dikutip dari Antara.

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Gerald Vanenburg memberikan arahan kepada pemainnya saat bertanding melawan Timnas U-23 Laos dalam Kualifikasi Grup J Piala Asia U-23 2026 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (3/9/2025). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/mrh/tom]

Souza menegaskan bahwa masalah kurangnya jam terbang pemain muda bukanlah hal sepele.

Justru itu bisa menjadi batu sandungan besar bagi perkembangan sepak bola Indonesia.

Persija sendiri menyumbangkan dua pemain muda untuk skuad U-23, yakni Dony Tri Pamungkas dan Rayhan Hannan.

Souza bahkan menyempatkan diri menonton laga Indonesia U-23 melawan Laos yang berakhir imbang tanpa gol.

“Menurut saya mereka bermain bagus di pertandingan itu. Tim (Indonesia U-23) itu sangat superior. Sayangnya mereka tidak mencetak gol. Namun saya menyukai penampilan pemain-pemain kami,” ucapnya.

Load More