- Daniel Levy resmi mengakhiri masa jabatan 25 tahun sebagai Chairman Tottenham.
- Spurs memasuki era baru dengan Charrington, Venkatesham, dan kembalinya Fabio Paratici.
- Meski menuai kritik, Levy meninggalkan warisan berupa stabilitas finansial dan stadion modern kelas dunia.
Suara.com - Tottenham Hotspur resmi mengumumkan kabar mengejutkan, Daniel Levy mundur dari jabatan Executive Chairman setelah hampir 25 tahun memimpin klub asal London Utara tersebut.
Dalam pernyataan resmi klub, Levy mengaku bangga dengan perjalanan panjangnya bersama Tottenham.
“Saya sangat bangga atas apa yang sudah kami capai. Bersama tim eksekutif dan seluruh staf, kami berhasil membangun Spurs menjadi klub global yang bersaing di level tertinggi,” kata Levy.
Ia juga menekankan bahwa Tottenham bukan hanya soal bisnis sepak bola, tetapi juga soal membangun komunitas.
“Saya berterima kasih kepada semua fans yang mendukung saya selama ini. Tidak selalu mudah, tapi kemajuan besar telah dicapai. Saya akan terus mendukung klub ini dengan penuh semangat,” tambahnya.
Sebagai bagian dari restrukturisasi, Spurs menunjuk Peter Charrington sebagai non-executive chairman.
Sementara itu, Vinai Venkatesham, yang sebelumnya ditunjuk sebagai CEO pada musim panas, kini akan mengambil alih kendali penuh dalam operasional harian klub.
Charrington menyebut era baru ini sebagai momentum penting bagi Spurs.
“Kami kini fokus pada stabilitas dan memberdayakan orang-orang terbaik di dalam klub,” ujarnya.
Baca Juga: Kisah Tragis Jadon Sancho: Dari Bintang Rp1,4 Triliun Hingga Jadi 'Pemain Pinjaman'
Selain itu, Fabio Paratici dipastikan kembali ke posisinya sebagai Managing Director mulai Oktober setelah menyelesaikan larangan 30 bulan dari aktivitas sepak bola internasional.
Mundurnya Levy datang setelah protes besar-besaran dari fans Tottenham dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak suporter menilai Levy lebih memandang klub sebagai mesin bisnis ketimbang tim sepak bola.
Chants seperti “We want Levy out” kerap menggema di Tottenham Hotspur Stadium.
Sebagian fans menilai Spurs terlalu puas hanya dengan finis di posisi empat besar tanpa benar-benar menargetkan trofi.
Kritik paling tajam datang saat Levy dianggap gagal mendukung penuh pelatih Mauricio Pochettino pada era “painful rebuild”.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Anak Asuhnya Dibuat Malu Dean James Cs, Begini Pembelaan Unai Emery
-
Salah Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Dekat dengan Legenda Italia
-
AFC Tiba-tiba Ucapkan Terima Kasih ke Patrick Kluivert, Fans Timnas Indonesia Bingung: Jasanya Apa?
-
Pintu Shin Tae-yong Kembali ke Timnas Indonesia Sudah Ditutup
-
Kabar Baik untuk Bayern! Jamal Musiala Kembali ke Lapangan Setelah Patah Kaki
-
Selamat Tinggal Shin Tae-yong, Pelatih yang Loloskan Timnas ke Piala Dunia 2026 Diincar Indonesia
-
Mimpi Cristiano Ronaldo Sebelum Pensiun: 1000 Gol dan Main Bareng Sang Putra
-
Berpotensi Jadi Pelatih Interim Timnas Indonesia, Ini Rekam Jejak Kepelatihan Alexander Zwiers
-
Shin Tae-yong Lebih Berkelas? Kontras Sikapnya dengan Alex Pastoor Usai Didepak PSSI
-
Faisal Halim: Persib Bandung Tim yang Bagus