- Dalam enam laga, rekor Patrick Kluivert sangat kontras, diwarnai kemenangan besar (6-0 vs Chinese Taipei) dan kekalahan telak (0-6 vs Jepang), menghasilkan winrate 50%.
- Kluivert telah beralih dari taktik warisan STY ke formasi 4-2-3-1 yang mulai menunjukkan potensi positif di lini serang.
- Masalah terbesar yang masih menghantui Timnas Indonesia adalah konsistensi performa dan tumpulnya penyelesaian akhir saat menghadapi tim dengan pertahanan solid.
Suara.com - Sembilan bulan telah berlalu sejak Patrick Kluivert mengambil alih kemudi Timnas Indonesia, menggantikan Shin Tae-yong dengan segudang janji dan harapan.
Rapornya? Naik turun seperti sebuah rollercoaster yang mendebarkan, dihiasi pesta gol yang memukau sekaligus pembantaian yang menyakitkan.
Total enam pertandingan telah ia pimpin, menghasilkan tiga kemenangan, dua kekalahan, dan satu hasil imbang.
Sebuah winrate 50 persen yang di atas kertas terlihat cukup baik, namun menyembunyikan cerita yang jauh lebih kompleks.
Debut Kluivert pada Januari 2025 adalah sebuah tamparan keras. Menghadapi Australia di Kualifikasi Piala Dunia, skuad Garuda dipaksa menyerah dengan skor telak 1-5.
Lini belakang yang rapuh dan transisi yang lambat menjadi sorotan utama.
Mimpi buruk kembali datang saat bertandang ke markas Jepang. Tanpa ampun, Indonesia dibantai 0-6, sebuah hasil yang menegaskan betapa lebarnya jurang kualitas antara Garuda dengan tim elite Asia.
Dua kekalahan telak ini menjadi titik terendah dalam perjalanan awal sang legenda Belanda.
Namun, di tengah keraguan, Kluivert menunjukkan secercah harapan.
Baca Juga: Rekap Menang, Kalah, Seri Timnas Indonesia Patrick Kluivert Jelang Lawan Arab Saudi
Empat hari setelah dibantai Australia, timnya bangkit secara heroik dengan meraih kemenangan krusial 1-0 atas Bahrain.
Momentum positif berlanjut saat mereka kembali menang tipis 1-0 atas China PR, di mana pertahanan solid menjadi kuncinya.
Puncaknya adalah saat skuad Garuda mengamuk dan menggilas Chinese Taipei 6-0 dalam laga uji coba.
Di pertandingan inilah formasi baru 4-2-3-1 racikan Kluivert mulai terlihat padu dan mematikan
Sayangnya, rollercoaster ini kembali menemui jalan datar. Saat diharapkan bisa melanjutkan tren positif, Timnas Indonesia justru ditahan imbang 0-0 oleh Lebanon.
'Penyakit lama' berupa tumpulnya penyelesaian akhir kembali kambuh dan menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi Kluivert.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Luka Belum Pulih, Juventus Kembali Tumbang di Tangan Lazio
-
Miliano Jonathans Tampil 83 Menit saat FC Utrecht Hadapi AZ Alkmaar
-
Dean James Tampil 63 Menit saat Go Ahead Eagels Permalukan Excelsior, Intip Statistiknya
-
Kalahkan Crystal Palace, Arsenal Semakin Kokoh di Puncak Klasemen
-
Usai Dipermalukan Dean James Cs, Aston Villa Jadikan Manchester City Pelampiasan
-
Menangi El Clasico, Real Madrid Tundukkan Barcelona dengan Skor 2-1
-
Eks Dortmund dan Dua Mantan Timnas Kolaborasi Tempa 40 Bintang Muda
-
Jejak Kontroversial Wasit Real Madrid vs Barcelona, Fans Blaugrana Cemas
-
Hasil Dewa United vs Phnom Penh Crown di AFC Challenge League: Banten Warriors Ditahan Imbang
-
3 Striker Timnas Indonesia Minim Menit Bermain di Klubnya