- Irak masih bermasalah di posisi bek kanan, meski sudah berganti-ganti pemain.
- Celah ini bisa dimanfaatkan Indonesia lewat winger cepat dan kreatif.
- Laga 12 Oktober kontra Irak jadi momen krusial Garuda di Grup B.
Suara.com - Irak menghadapi masalah serius di lini pertahanan menjelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Sektor bek kanan menjadi titik rawan yang hingga kini belum menemukan solusi.
Media Timur Tengah, Winwin, menyebut pelatih Irak Graham Arnold masih dipusingkan dengan rapuhnya posisi tersebut.
“Posisi bek kanan Timnas Irak sudah lama tidak stabil, bahkan berganti pelatih pun masalah ini tetap ada,” tulis Winwin (25/9/2025).
Arnold disebut-sebut sudah mencoba berbagai opsi, namun belum ada pemain yang benar-benar pas untuk posisi itu.
Saat uji coba kontra Hong Kong, ia menurunkan Frans Putros di bek kanan, padahal posisi naturalnya bek tengah.
Lalu melawan Thailand, giliran Sherko Karim dimainkan, meski di klub ia lebih sering beroperasi sebagai gelandang serang atau winger kiri.
“Arnold sedang mempertimbangkan lima pemain untuk mengisi pos bek kanan, tapi hingga kini belum ada yang benar-benar memenuhi kriteria,” tambah laporan tersebut.
Situasi ini membuat Irak tampak masih mencari formula ideal di lini belakangnya.
Jika dibiarkan, kelemahan itu berpotensi dieksploitasi lawan, termasuk Timnas Indonesia.
Baca Juga: Patrick Kluivert Coret Marselino Ferdinan, PSSI: Tak Boleh Itu Cawe-cawe
Bagi skuad Garuda, celah tersebut bisa menjadi kesempatan emas.
Timnas Indonesia memiliki sejumlah winger kiri dengan kecepatan dan kreativitas tinggi, seperti Ragnar Oratmangoen, Yance Sayuri, Stefano Lilipaly, hingga Beckham Putra Nugraha.
Keempatnya berpotensi besar memberi tekanan di sisi kanan pertahanan Irak yang rentan.
Apalagi duel pada 12 Oktober 2025 nanti sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga peluang di Grup B.
Kini, sorotan tertuju pada bagaimana Arnold mencari solusi atas masalah klasik Irak.
Di sisi lain, Timnas Indonesia ditantang untuk bisa memanfaatkan kelemahan tersebut sebagai senjata kejutan.
Berita Terkait
-
Fleksibilitas Lini Tengah Timnas Indonesia Jelang Hadapi Arab Saudi dan Irak
-
Statistik 4 Penyerang Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Oktober
-
Kembali Dipanggil Timnas Indonesia, Marc Klok Siap Buktikan Kualitasnya
-
Pemain Timnas Indonesia U-17 Ini Ingin Lampaui Target Nova Arianto
-
Tak Banyak Polah, Calvin Verdonk Balas Cemoohan Fans Lille dengan Cara Berkelas
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
PSSI Segera Evaluasi Nova Arianto, Anggota Exco: Jangan Diartikan Macam-macam!
-
Respons Nova Arianto Usai Timnas Indonesia U-17 Terhenti di Fase Grup Piala Dunia U-17 2025
-
Klub Super League Siap-siap Kehilangan Pemain, TC Timnas U-22 Diperpanjang hingga SEA Games 2025
-
Kata-kata Kegagalan Nova Arianto Bawa Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Belum Tentu Dipilih Indra Sjafri, Luke Xavier Keet Serahkan kepada Tuhan
-
Mauro Zijlstra Belum Tentu Bisa Bela Timnas Indonesia di Sea Games 2025 Karena Ini
-
Gabung Timnas U-23, Luke Xavier Keet: Ibuku Orang Indonesia
-
Bersaing dengan Mauro Zijlstra di Timnas U-22, Rafael Struick: Saya Percaya Kemampuan Sendiri
-
Tak Lagi di Belanda, Rafael Struick Punya Cara Khusus Jaga Chemistry dengan Ivar Jenner
-
Dipisahkan Kluivert, 2 Andalan Shin Tae-yong Bersatu di Era Indra Sjafri