Bola / Bola Dunia
Rabu, 01 Oktober 2025 | 09:30 WIB
Jejak Hitam Malaysia di FIFA: Dari Kerusuhan Suporter hingga Skandal Naturalisasi. (dok. FAM)
Baca 10 detik
  • FIFA jatuhkan sanksi ke FAM dan tujuh pemain atas dugaan dokumen naturalisasi palsu.
  • Kasus ini mengingatkan pada hukuman berat 2015 akibat kerusuhan suporter.
  • Malaysia terancam kehilangan pemain kunci di kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia.

Suara.com - Sepak bola Malaysia kembali menjadi sorotan dunia.

Pada September 2025, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi menjatuhkan sanksi berat kepada Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain terkait dugaan pemalsuan dokumen naturalisasi.

Kasus 2025 ini sejatinya bukan kali pertama Malaysia berurusan dengan sanksi FIFA.

Satu dekade sebelumnya, tepatnya pada 2015, Malaysia juga pernah mendapat hukuman berat setelah terjadi kerusuhan suporter pada laga kualifikasi Piala Dunia.

Kasus 2015: Stadion Ricuh, Malaysia Didenda

Tanggal 8 September 2015 menjadi salah satu titik terburuk dalam sejarah sepak bola Malaysia.

Saat itu, Malaysia menjamu Arab Saudi pada laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Stadion Shah Alam.

Pertandingan berjalan normal hingga menit ke-88, ketika kedudukan 1-2 untuk keunggulan Arab Saudi.

Namun, kericuhan pecah di tribun.

Baca Juga: Tegas! Laman Transfermarkt Langsung Hapus 7 Pemain Bermasalah dari Skuat Timnas Malaysia

Ratusan suporter Malaysia melakukan aksi protes keras terhadap performa timnas yang buruk dan kepemimpinan FAM. Kembang api, suar, hingga botol dilempar ke lapangan, membuat laga tak bisa dilanjutkan.

FIFA kemudian turun tangan. Hasil laga dinyatakan kalah 0-3 untuk Malaysia.

Tak hanya itu, FAM juga dikenai denda dan diwajibkan memainkan satu laga kandang tanpa penonton.

Sanksi ini menjadi pukulan telak, bukan hanya secara prestasi, tetapi juga reputasi.

Dunia menilai Malaysia gagal menjaga keamanan dalam pertandingan internasional resmi.

Skandal Dokumen Naturalisasi

Sepuluh tahun berlalu, Malaysia kembali terguncang.

Kali ini, masalah datang bukan dari tribun, melainkan dari meja administrasi.

Pada 26 September 2025, FIFA mengumumkan sanksi kepada FAM dan tujuh pemain Timnas Malaysia terkait dugaan pemalsuan dokumen naturalisasi.

Kasus ini berawal dari kesalahan teknis dalam proses administrasi yang dilakukan staf FAM saat menyerahkan dokumen pendaftaran pemain.

FIFA menilai ada indikasi pelanggaran Artikel 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) terkait dokumen yang tidak sah.

Akibatnya, FAM didenda 350 ribu franc Swiss (sekitar Rp7,7 miliar), sementara tujuh pemain dijatuhi larangan beraktivitas sepak bola selama 12 bulan serta denda individual.

Pakar hukum olahraga Malaysia, Syed Nur Aiman, menyebut keputusan FIFA ini belum final.

Menurutnya, FAM masih memiliki celah untuk melakukan banding.

“FAM wajib menyiapkan bukti kuat dan strategi hukum yang tepat. Jika berhasil, sanksi bisa diperingan atau bahkan dibatalkan,” ujarnya.

Namun, banding ini tidak otomatis menghentikan larangan bermain yang sudah berlaku.

Artinya, Malaysia tetap harus kehilangan tujuh pemain kunci dalam periode krusial, termasuk babak kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia.

Kontributor: Adam Ali

Load More