Suara.com - Alex Pastoor, sosok yang pernah menduduki kursi asisten pelatih Timnas Indonesia, memberikan pengakuan mengejutkan mengenai potensi individu para pesepak bola Tanah Air.
Ia secara gamblang menyatakan bahwa talenta-talenta lokal memiliki kemampuan yang baik, bahkan saat mereka harus beraksi di lapangan yang kondisinya jauh dari ideal.
Pengakuan terbuka ini diungkapkan Pastoor dalam sebuah kesempatan bincang-bincang dalam program "Rondo" yang disiarkan oleh Ziggo Sport.
Pastoor menegaskan bahwa dirinya secara langsung menyaksikan tingkat kemampuan mumpuni yang dimiliki oleh para pemain Indonesia.
Kondisi lapangan yang tidak rata dan jauh dari standar tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menampilkan performa terbaik dengan sentuhan bola yang ciamik.
Bukti Kualitas Teknik Pemain Indonesia
"Kami melihat sendiri, para pemain Indonesia itu punya teknik bagus," ungkap Alex Pastoor, memuji kemampuan teknis pemain.
Ia menambahkan bahwa keahlian para pemain tetap terlihat, meskipun dihadapkan pada situasi bermain di lapangan yang kondisinya memprihatinkan.
"Bahkan di lapangan tak rata pun mereka masih bisa bermain dengan sentuhan bagus," jelasnya, menyoroti adaptabilitas dan kemahiran teknis yang tinggi.
Baca Juga: Beri Komentar Pedas, Label Jenius Alex Pastoor Tak Lebih Sekadar Embel-Embel Belaka
Pernyataan tersebut bukan sekadar sanjungan kosong, karena Pastoor mendapat konfirmasi langsung dari sosok penting di staf kepelatihan.
Denny Landzaat, yang juga mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, menjadi saksi mata kemampuan impresif tersebut ketika melakukan perjalanan ke timur Indonesia.
"Denny Landzaat bahkan ke Maluku, melihat pemain bermain di lapangan dengan kondisi buruk, tapi kemampuan teknisnya tetap mengesankan," tambahnya, memvalidasi observasi tersebut.
Kelemahan Struktural Kompetisi Sepak Bola Nasional
Meskipun memuji kualitas teknis individu yang luar biasa, Pastoor menemukan satu celah besar yang menjadi pekerjaan rumah bagi perkembangan sepak bola Indonesia.
Menurutnya, permasalahan mendasar yang menghambat kemajuan adalah kurangnya penataan sistem kompetisi nasional secara keseluruhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Terkini
-
Tepis Tudingan 'Main Mata', Vietnam Janjikan Perang Habis-habisan Lawan Malaysia
-
Kabar Gembira PSIM, Donny Warmerdam Mulai Latihan di Yogyakarta, Cek Kondisinya
-
Siapa Ciro Alves? Pemain MU Resmi Ajukan Naturalisasi, untuk Timnas Indonesia?
-
Prediksi Skor Real Madrid vs Manchester City: Adu Taktik Xabi Alonso Kontra Guardiola
-
Belum Pernah Menang Sepanjang 2025, Sentuhan Magis Indra Sjafri Sirna?
-
Sebelum Dihajar Filipina, Indra Sjafri Ternyata Belum Menang 8 Laga Bersama Timnas Indonesia
-
Skenario yang Bisa Membuat Timnas Indonesia U-22 Angkat Koper dari SEA Games 2025
-
Ajukan Permohonan Naturalisasi, Intip Rekam Jejak Ciro Alves di Liga Indonesia
-
Alasan Mengharukan Striker MU Asal Brasil Jalani Naturalisasi Jadi WNI
-
Real Madrid Kalah dari Manchester City? Xabi Alonso Bakal Diganti Jurgen Klopp