Bola / Bola Dunia
Minggu, 26 Oktober 2025 | 10:05 WIB
Potret Shin Tae-yong. (pssi.org)
Baca 10 detik
  • Shin Tae-yong dipecat Ulsan HD hanya dua bulan setelah ditunjuk, memicu drama dan saling sindir.
  • Ia menyebut dirinya “korban” dalam wawancara, lalu disindir balik lewat selebrasi pemain senior.
  • PSSI menegaskan tak akan merekrut kembali Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia.

Suara.com - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, kembali jadi sorotan. Bukan karena prestasi, melainkan kisruh yang terjadi di klub barunya, Ulsan HD.

Ia baru dua bulan menjabat sebagai pelatih sebelum akhirnya dipecat, lalu secara terbuka menyebut dirinya sebagai korban dari situasi yang tidak adil.

Ulsan HD sejatinya merupakan klub elite di Korea Selatan dengan segudang prestasi: lima gelar K League 1, satu Korea Cup, dan dua trofi Liga Champions Asia (AFC Champions League).

Musim lalu, mereka bahkan mencetak sejarah dengan meraih gelar K League 1 tiga kali beruntun—pertama kalinya dalam sejarah klub.

Dengan skuad bertabur bintang seperti Kim Young-gwon, Lee Chung-yong, dan Cho Hyun-woo, serta tambahan pemain baru seperti Lee Hee-kyun, Kang Sang-woo, Yoon Jong-gyu, dan dua legiun asing, Eric dan Lacaba, Ulsan diyakini siap melanjutkan kejayaan.

Namun, kenyataan di lapangan jauh dari harapan.

Musim 2025 menjadi mimpi buruk. Alih-alih bersaing di papan atas, Ulsan justru terpuruk hingga masuk zona degradasi di babak Final B K League 1.

Penampilan mereka di Piala Dunia Antarklub juga tak mampu menutupi jurang besar antara klub Korea dan elite dunia.

Di tengah keterpurukan itu, manajemen memecat Hong Myung-bo dan menunjuk Shin Tae-yong pada awal Agustus 2025.

Baca Juga: Pelatih Timnas Indonesia Pengganti Patrick Kluivert Dibebankan Target Tinggi di Piala Asia 2027

Menyitat Chosun, penunjukan itu disebut-sebut berlangsung tak lazim, mirip dengan cara Jürgen Klinsmann dulu diangkat menjadi pelatih Timnas Korea.

Sayangnya, alih-alih membawa perubahan, performa Ulsan tak membaik. Dalam delapan laga K League 1, Shin hanya mampu mencatat satu kemenangan, tiga imbang, dan empat kekalahan.

Hasil itu membuatnya didepak setelah 65 hari bekerja—periode yang jadi salah satu yang terpendek dalam sejarah klub.

Situasi makin panas setelah Shin melontarkan komentar kontroversial.

Ia mengaku menjadi “korban”, mengkritik klub dan pemain secara terbuka, lalu menutup pernyataannya dengan permintaan maaf lewat media sosial.

"Saya pelatih yang buruk," kata Shin Tae-yong. "Saya adalah korban," tambahnya.

Load More