-
Juventus kalah tiga kali beruntun, rekor terburuk sejak 2009.
-
Igor Tudor tidak peduli dengan rumor pemecatan dirinya.
-
Tim Juventus wajib menang lawan Udinese untuk bangkit.
Suara.com - Rentetan hasil negatif yang dialami Juventus telah mencapai titik nadir setelah mereka takluk 0-1 dari Lazio di Olimpico pada pekan kedelapan Liga Italia 2025/2026.
Gol cepat Toma Basic pada menit kesembilan menjadi penentu kekalahan ketiga beruntun Si Nyonya Tua di semua ajang kompetisi.
Kekalahan terbaru ini memperpanjang catatan kelam, sebab Bianconeri kini telah menjalani empat pertandingan terakhir tanpa mampu mencatatkan satu pun gol ke gawang lawan.
Catatan mandul di depan gawang lawan ini merupakan pengulangan statistik buruk yang terakhir kali menghampiri Juventus pada Maret 1991 silam.
Secara keseluruhan, raksasa Turin tersebut belum meraih kemenangan dalam delapan laga kompetitif yang terdiri dari lima hasil imbang dan tiga kekalahan berturut-turut.
Rangkaian tanpa kemenangan dalam delapan pertandingan ini mengukuhkan rekor terburuk Juventus sejak Mei 2009 lalu.
Situasi genting ini membawa Juventus terdampar di peringkat kedelapan klasemen sementara Serie A dengan perolehan hanya 12 poin.
Mereka kini terpaut dua poin dari zona lima besar Eropa dan tertinggal enam poin dari pemuncak klasemen, Napoli.
Pelatih Juventus, Igor Tudor, justru memberikan pernyataan mengejutkan perihal masa depannya di tengah tekanan yang masif.
Baca Juga: Luka Belum Pulih, Juventus Kembali Tumbang di Tangan Lazio
"Orang terus tanya saya apakah saya merasa aman atau khawatir, tapi saya tak memikirkan diri saya," kata Tudor, dikutip dari Football Italia, Senin.
Mantan pemain Juventus asal Kroasia ini menegaskan bahwa fokusnya bukan pada nasib pribadinya sebagai pelatih.
"Saya tidak peduli soal masa depan saya, yang saya pedulikan adalah melakukan apa yang saya bisa, menyadari semua masalah dan mencoba memperbaiki segala hal," tambahnya.
Tudor, yang pernah membela Juventus antara tahun 1998 hingga 2006, menyadari bahwa timnya sedang berada dalam masa-masa sulit.
Ia menekankan pentingnya persatuan dan kerja keras untuk membawa tim kembali ke jalur kemenangan.
"Masa depan saya tidak penting," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Bukan Vietnam! Bos JDT Ungkap Pengadu Kasus Naturalisasi Malaysia ke FIFA
-
Bela Performa Lamine Yamal, Staf Pelatih Barcelona: Dia Masih 18 Tahun
-
El Clasico Nyaris Jadi Arena Baku Hantam, Ini Respon Santai Xabi Alonso
-
Tumbang di Markas Bhayangkara FC, Ini Dalih Pelatih Persijap Jepara
-
Hasil BRI Super League: Bermain 10 Orang, Persib Bandung Sukses Kalahkan Persis
-
BREAKING NEWS! Juventus Resmi Pecat Igor Tudor, Ini Pengganti Sementara
-
Liverpool Hancur Lebur, Eks MU Desak Arne Slot Usir Bek Rp887 M Ini
-
Bek Rp130 Miliar Bilang Timnas Indonesia Punya Kesamaan dengan Italia, Kok Bisa?
-
Publik Malaysia Heboh! Eks Arsenal yang Kini Nganggur Ngaku Punya Darah Melayu
-
Kakak Eliano Reijnders Alami Pekan Buruk, Terancam Kehilangan Tempat di Man City