- Edgar Davids dikenal sebagai gelandang ikonik dengan gaya bermain agresif dan determinasi tinggi, dijuluki “The Pitbull”
- Karier Davids mengalami pasang surut tetapi tetap gemilang
- Davids meninggalkan warisan mental juara dan kepemimpinan
Suara.com - Edgar Davids adalah salah satu gelandang paling ikonik dalam sejarah sepak bola modern.
Dengan rambut gimbal dan kacamata pelindung khasnya, ia menjadi sosok yang mudah dikenali di lapangan.
Bukan hanya karena penampilannya, tetapi juga karena agresivitas dan determinasi luar biasa yang membuatnya dijuluki The Pitbull.
Davids lahir di Paramaribo, Suriname, negara kecil di Amerika Selatan yang melahirkan banyak talenta besar Belanda seperti Frank Rijkaard dan Ruud Gullit.
Ia pindah ke Belanda sejak kecil dan mengasah kemampuannya di jalanan Amsterdam.
Setelah dua kali ditolak, Davids akhirnya diterima di akademi Ajax pada usia 12 tahun.
Di bawah sistem pengajaran Ajax yang menekankan permainan cepat dan efisien, ia berkembang pesat hingga debut di tim utama pada 1991.
Louis van Gaal, pelatih yang kemudian mengorbitkannya, memindahkan posisi Davids ke tengah agar lebih leluasa menampilkan energi dan nalurinya dalam merebut bola.
Van Gaal pula yang memberi julukan legendaris The Pitbull.
Baca Juga: Prediksi Juventus vs Udinese: Mampukah Si Nyonya Tua Bangkit di Turin?
Era Keemasan Bersama Ajax
Davids menjadi bagian penting dari era keemasan Ajax di pertengahan 1990-an.
Ia membantu klub menjuarai Eredivisie 1993/94 dan membawa Ajax berjaya di Eropa.
Musim 1994/95 menjadi puncak karier muda Davids ketika Ajax menjuarai Liga Champions usai menumbangkan AC Milan di final.
Davids dikenal sebagai motor penggerak di lini tengah. Kombinasi teknik tinggi dan agresivitas membuat lawan takut setiap kali berhadapan dengannya. “Satu sentuhan salah, dan kamu akan merasakan gigitan pitbull,” begitu gambaran banyak pemain tentang gaya bermainnya.
Ajax terus mendominasi hingga mencapai final Liga Champions lagi pada 1996, sebelum kalah lewat adu penalti dari Juventus.
Berita Terkait
-
Prediksi Juventus vs Udinese: Mampukah Si Nyonya Tua Bangkit di Turin?
-
Juventus Siapkan Dana Rp 850 M Demi Boyong Malo Gusto, Chelsea Ikhlas Lepas?
-
Korban Timnas Indonesia Jadi Calon Suksesor Igor Tudor di Juventus
-
Siapa Luciano Spalletti? Kandidat Pelatih Baru Juventus Gantikan Igor Tudor
-
Media Cup 2025 Resmi Bergulir, Hadirkan Pameran Foto hingga Duel Legenda Timnas Indonesia
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Petr Cech Puji Kesolidan Arsenal, Tapi Yakin Rekor Chelsea Sulit Dikalahkan
-
MU Siap Rebut Wonderkid Brasil dari Chelsea, Harganya Capai Rp760 Miliar
-
Liverpool di Ujung Jurang! Terancam Samai Rekor Buruk 72 Tahun Saat Lawan Aston Villa
-
PSG dan 4 Klub Top Eropa yang Menjelma Jadi Hebat Setelah Jual Pemain Bintang
-
Legenda Paul Scholes: Penderita Asma yang Jadi Otak Kejayaan Manchester United
-
Saliba Diragukan Tampil, Martinelli Absen, Arsenal Malam Ini Kalah di Markas Burnley?
-
Dirumorkan Jadi Pelatih Ajax, Ini Head to Head Patrick Kluivert vs John Heitinga
-
Sosok Ini Jadi Pembisik Bojan Hodak, Taktik Johnny Jansen Bakal Berantakan?
-
Marc Klok Panaskan Duel Lawan Bali United: Persib Datang untuk 3 Poin
-
Puji Bojan Hodak, Johnny Jansen: Dia Pelatih Hebat