Bola / Bola Indonesia
Senin, 03 November 2025 | 12:15 WIB
Jelang lawan Timnas Indonesia U-17, Zambia diakui sang pelatih masih punya kelemahan. (@Football__Stage)
Baca 10 detik
  • Timnas U-17 Indonesia akan menghadapi Zambia di laga perdana Grup H Piala Dunia U-17 2025.

  • Zambia tampil impresif di laga uji coba dengan dua kemenangan 3-1 atas Meksiko dan Kaledonia Baru.

  • Pelatih Zambia, Dennis Makinka, menyoroti masalah penyelesaian akhir meski timnya tampil dominan dalam menciptakan peluang.

Suara.com - Timnas Indonesia U-17 akan memulai petualangannya di Piala Dunia U-17 2025 dengan menghadapi lawan perdana dari Grup H, 7 Zambia.

Laga krusial ini dijadwalkan berlangsung di Aspire Zone, Al Rayyan, pada Selasa (4/11/2025) pukul 22.45 WIB.

Melihat rekam jejak persiapan, Zambia yang berjuluk Young Copper Bullets tampak lebih superior.

Tim besutan pelatih Dennis Makinka ini berhasil menyapu bersih dua laga uji coba terakhir, menaklukkan Meksiko dan Kaledonia Baru dengan skor identik 3-1.

Capaian ini kontras dengan hasil yang diraih Garuda Asia, yang menelan satu kekalahan dari Paraguay dan meraih dua hasil imbang melawan Pantai Gading serta Panama.

Namun, di balik hasil positif tersebut, Dennis Makinka justru secara terbuka membongkar titik lemah yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi timnya. Sang pelatih merasa tidak puas, terutama dengan efektivitas lini serang anak asuhnya.

Meskipun memuji karakter dan semangat juang para pemainnya, Makinka menyoroti masalah serius dalam penyelesaian akhir.

"Pertama-tama, terima kasih dan saya hanya ingin mengatakan bahwa para pemain benar-benar menunjukkan karakter pantang menyerah," kata Makinka, dikutip dari Zambian Football.

"Mereka juga tidak pernah meremehkan tim mana pun. Mereka sudah sangat menekan (pertahanan lawan). Meskipun, kami perlu memperbaiki penyelesaian akhir," jelasnya.

Baca Juga: Lawan Zambia di Laga Perdana Piala Dunia U-17, Nova Arianto Pakai Strategi Tak Biasa

Pengakuan ini menjadi sinyal bahwa meskipun mampu mencetak gol, Zambia sejatinya menciptakan jauh lebih banyak peluang yang gagal dikonversi.

Dengan waktu yang semakin sempit menjelang turnamen, Makinka bertekad memaksimalkan sisa waktu untuk memoles ketajaman para penyerangnya.

Keresahan sang pelatih semakin jelas saat ia menguraikan masalah konversi peluang menjadi gol yang terus menghantui timnya.

"Saya rasa kami menciptakan banyak peluang, tetapi gagal mengonversinya (menjadi gol). Kami tidak bisa menyelesaikan begitu banyak peluang yang kami ciptakan," pungkasnya.

Load More