Bola / Bola Indonesia
Selasa, 25 November 2025 | 11:46 WIB
Ilustrasi lapangan sepak bola. (Dok: Pexels.com)
Baca 10 detik
  • Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menargetkan pembangunan lapangan sepak bola standar profesional di setiap kecamatan dalam tiga tahun.
  • Fokus pengembangan diarahkan pada pembinaan akar rumput dan menghindari pembangunan tribun mewah yang mahal.
  • Selain infrastruktur, fokus utama Pemprov Jabar adalah pendidikan melalui sekolah sepak bola profesional dan kompetisi usia muda.

Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menetapkan rencana pembangunan lapangan sepak bola berstandar profesional di seluruh kecamatan dalam tiga tahun ke depan. Langkah ini diproyeksikan menjadi fondasi awal untuk memperkuat ekosistem sepak bola di provinsi tersebut.

Dedi menegaskan bahwa pengembangan olahraga ini tidak boleh hanya bertumpu pada pembangunan stadion berukuran besar yang membutuhkan biaya tinggi dan rawan mengalami kehilangan aset.

Menurutnya, fokus pembangunan harus diarahkan pada fasilitas yang benar-benar bermanfaat bagi pembinaan atlet di tingkat akar rumput.

“Minimal satu kecamatan harus memiliki satu lapangan sepak bola profesional. Yang dapat dipakai,” ujar Dedi.

Ia menjelaskan bahwa standar yang dimaksud adalah kualitas lapangan yang memungkinkan atlet berlatih dan bertanding dengan optimal.

Sementara pembangunan fasilitas tambahan seperti tribun harus dilakukan secara proporsional untuk menghindari pemborosan.

“Kalau tribun segala macamnya disesuaikan dengan tanah, tetapi jangan terlalu mewah karena mewah itu pemeliharaannya mahal dan barangnya nanti banyak hilang. Yang penting lapangannya bisa digunakan,” kata Dedi.

Dalam kesempatan itu, Dedi kembali mengingatkan agar klub sepak bola di Jawa Barat tidak lagi mengandalkan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ia menilai ketergantungan pada pemerintah daerah memiliki konsekuensi hukum yang berisiko.

“Jangan berharap klub naik liga kalau masih mengandalkan kabupaten atau kota. Tidak ada bupati yang mau dipenjara gara-gara sepak bola,” ucapnya.

Baca Juga: Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Selain pembangunan infrastruktur, Dedi menyebut ada dua sektor lain yang menjadi fokus utama, yakni pendidikan dan kompetisi. Pemprov Jabar merencanakan pendirian sekolah khusus sepak bola dengan sistem pembinaan profesional yang ditargetkan rampung pada 2026.

“Konsepnya adalah merekrut anak-anak sekolah potensial untuk ikut sekolah sepak bola. Kurikulumnya dari bangun sampai tidur mengarah ke sepak bola,” kata Dedi.

Ia menjelaskan bahwa tahap awal sekolah tersebut akan menampung 36 siswa dalam satu kelas, yang dibagi ke beberapa kelompok usia.

Di bidang kompetisi, Dedi meminta penyelenggaraan turnamen kelompok umur kembali digiatkan sehingga ekosistem sepak bola usia muda berjalan berkelanjutan.

“Nanti bukan hanya Piala Soeratin, tapi juga tingkatan usia harus hidup,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Dedi juga meminta Ketua DPRD Jawa Barat Buky Wibawa Karya Guna, yang turut memimpin PSSI Jabar, untuk memprioritaskan pengembangan sepak bola daerah agar mampu bersaing dengan provinsi lain dari sisi prestasi.

Load More