-
Jabar targetkan PDRB Rp4.000 T menuju Indonesia Emas 2045 lewat akselerasi kebijakan & investasi.
-
Forum Economics 360 dorong sinergi pusat-daerah, akuntabilitas, & peran data capai target 8% ekonomi.
-
Penguatan koperasi modern, UMKM, & sektor digital jadi fokus utama untuk pertumbuhan berkelanjutan Jabar.
Suara.com - Jawa Barat, yang kini menyandang status sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan nasional, bersiap menggebrak dengan target ekonomi ambisius.
Dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) saat ini mencapai Rp2.823 triliun, Jawa Barat bertekad meningkatkan nilainya menjadi Rp4.000 triliun dalam lima tahun ke depan, sebagai fondasi utama menuju visi Indonesia Emas 2045.
Ambisi besar ini menjadi kerangka utama dalam perhelatan Economics 360° Roundtable Discussions bertema “Jabar untuk 8 Persen Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045”, yang digelar di Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, selaku tuan rumah regional, menegaskan bahwa untuk mencapai target lonjakan PDRB tersebut, integrasi kebijakan yang solid adalah harga mati.
“Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha sangat diperlukan untuk mencapai target peningkatan PDRB secara berkelanjutan,” ucap Dedi Mulyadi.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar, yang menyoroti perlunya pendekatan berbasis bukti. "Data yang akurat diperlukan untuk memetakan sumber pertumbuhan dan merumuskan strategi pencapaian PDRB Rp4.000 triliun,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina BA Center, Burhanuddin Abdullah, menggarisbawahi bahwa reformasi tata kelola ekonomi daerah dan kebijakan fiskal yang efisien dan berbasis evidensi merupakan fondasi vital untuk mencapai pertumbuhan 8 persen.
Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Digital, Ahmad Ridha Sabana, menyampaikan bahwa sektor kreatif dan digital adalah bagian dari strategi nasional untuk memperluas kontribusi ekonomi baru berbasis inovasi.
Sementara Staf Ahli Menteri Koperasi, Rully Nuryanto, menekankan revitalisasi koperasi modern untuk meningkatkan pembiayaan produktif dan memperkuat partisipasi ekonomi warga.
Baca Juga: Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
Dari sisi akuntabilitas, Kepala Perwakilan BPK Provinsi Jawa Barat, Eydu Oktain Panjaitan, mengingatkan bahwa efektivitas belanja publik dan tata kelola yang baik merupakan pilar tak terpisahkan dalam mendukung agenda pertumbuhan ekonomi daerah.
Forum Economics 360°, yang diinisiasi oleh Founder The Economics 360 & Runway Project Indonesia, Poppy Zeidra, ini berhasil merangkai kolaborasi antara OJK, BI, Bank BJB, HIPMI, dan dunia usaha.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar