Bola / Bola Indonesia
Kamis, 27 November 2025 | 13:40 WIB
Timnas Indonesia (Antara)
Baca 10 detik
  • PSSI memprioritaskan pelatih Timnas Indonesia bergaji rendah.

  • Lima kandidat telah diseleksi, termasuk sosok dari Belanda dan Spanyol.

  • Delegasi PSSI akan terbang ke Inggris untuk proses wawancara.

Suara.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI, Zainudin Amali menegaskan pihaknya akan mencari pelatih Timnas Indonesia yang gajinya ramah di kantong. Artinya, federasi ogah rekrut juru taktik yang bayaran setinggi langit.

Saat ini kursi pelatih Timnas Indonesia memang masih panas menyusul hengkangnya Patrick Kluivert.

PSSI mengungkap sudah ada 5 kandidat yang sedang jadi pertimbangan buat menukangi Timnas Indonesia.

Tentu, PSSI memiliki penilaian tersendiri untuk sosok pelatih yang bakal direkrutnya termasuk soal gajinya.

Amali mengatakan untuk gaji akan dicari sesuai dengan kemampuan yang dimiliki PSSI. Artinya, tetap ramah di kantong tidak terlalu tinggi dari kemampuan yang ada.

"Oh iya, kemampuan tentu," kata Analu di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2025).

"Misalnya, kalau permintaannya terlalu mahal dan federasi enggak mampu, kan enggak boleh juga kita memaksakan," jelas mantan menpora RI itu.

Lebih lanjut, Amali ogah mengungkap nama-nama calon pelatih Timnas Indonesia itu.

Namun, ia menyebut salah satunya berasal dari Belanda. Nah, ini sering dikaitkan dengan sosok Giovanni van Bronckhorst.

Baca Juga: Ini Cara PSSI Rekrut Pelatih Timnas Indonesia dari Mencari Hingga Ikat Kontrak

"Ada Belanda, jangan nanya orang ya," kata Amali di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Saat ini Van Bronckhorst masih terikat kontrak dengan Liverpool sebagai asisten pelatih Arne Slot di Premier League, alias kompetisi kasta tertinggi Inggris.

Menariknya, utusan PSSI yang terdiri dari sejumlah Komite Eksekutif dan Direktur Teknik disebut-sebut akan terbang ke Inggris untuk melakukan wawancara terhadap calon pelatih.

"Ya dia ada, ya ada Inggris, ada Spanyol, ada apa lagi gitu loh," ucap mantan menteri pemuda dan olahraga itu.

"Negara, saya sebut negara ya. Saya tidak akan menyebut orang. Karena itu menjaga privasinya."

"Kami, federasi harus menjaga privasi. Jangan-jangan yang kami sudah sebut menolak lagi. Makanya, ya negara aja," terangnya.

Load More