Bola / Bola Indonesia
Kamis, 11 Desember 2025 | 09:59 WIB
Pemain keturunan Indonesia dan Belanda, John Heitinga saat membela Ajax Amsterdam. [Dok. johnheitinga]
Baca 10 detik
  • John Heitinga, bek legendaris Belanda, menolak tawaran PSSI melatih Timnas Indonesia.

  • Heitinga memiliki profil cemerlang dengan 87 caps dan pengalaman di liga top Eropa.

  • Ia meraih banyak gelar juara bersama Ajax Amsterdam sebelum pensiun pada 2016.

Suara.com - Ketidakpastian masih menyelimuti siapa sosok yang akan menahkodai Timnas Indonesia setelah rumor panas tentang suksesor Patrick Kluivert terus bergulir.

Bursa calon pelatih Timnas Garuda menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air.

Beberapa nama pelatih top Eropa dan Asia sempat mencuat ke permukaan, termasuk Giovanni van Bronckhorst, John Herdman, Jesus Casas, Timur Kapadze, dan John Heitinga.

Namun, John Heitinga, mantan pemain belakang ternama asal Belanda, dilaporkan telah menepis peluang untuk mengisi posisi pelatih kepala tersebut.

Secara pengalaman dan kualifikasi, profil John Heitinga (42) dinilai sangat mumpuni dan memenuhi kriteria yang dicari oleh PSSI.

Karir Mentereng di Klub Raksasa Belanda

Perjalanan karir profesional Heitinga sebagian besar dihabiskan di Ajax Amsterdam, klub raksasa Eredivisie.

Bek tengah yang dikenal sangat potensial ini membela Ajax dalam dua periode, yaitu dari tahun 2002 hingga 2008, dan kemudian kembali pada musim 2015/2016.

Ia memilih Ajax sebagai klub terakhirnya sebelum mengumumkan gantung sepatu pada tanggal 1 Februari 2016.

Baca Juga: Alasan John Heitinga Tolak Pinangan Timnas Indonesia, Takut Alami Nasib seperti Kluivert?

Selama memperkuat De Godenzonen, Heitinga mencatatkan total 218 penampilan di semua kompetisi.

Kontribusinya berupa 25 gol dan 3 assist menjadikannya salah satu bek yang cukup produktif.

Prestasi juara yang berhasil ia raih bersama Ajax termasuk dua gelar Eredivisie pada musim 2001/2002 dan 2003/2004.

Heitinga juga turut mempersembahkan tiga trofi Piala Liga Belanda (2001/2002, 2005/2006, 2006/2007) dan tiga kali Piala Super Belanda (2006, 2007, 2008).

Di luar Belanda, ia juga sempat menjajal kerasnya persaingan di Atlético Madrid (Spanyol) dan Everton (Inggris), namun gelar juara hanya diperolehnya saat bermain di tanah kelahirannya.

Jejak De Oranje dan Kancah Internasional

Load More