-
Liverpool anjlok ke posisi 12, masa depan Arne Slot di ujung tanduk.
-
Zidane, Van Bronckhorst, Xavi, dan Gerrard menjadi kandidat pengganti.
-
Klub butuh stabilitas dan cepat mengambil keputusan strategis.
Suara.com - Awal musim di Anfield diwarnai optimisme tinggi setelah Arne Slot membawa Liverpool meraih gelar Premier League pada debutnya, yang diperkuat oleh kedatangan pemain bintang seperti Alexander Isak, Florian Wirtz, dan Hugo Ekitike.
Beberapa bulan berselang, harapan tersebut sirna, digantikan oleh situasi suram di mana The Reds mengalami kemerosotan tajam di papan klasemen liga.
Catatan buruk mencatat sembilan kekalahan dialami Liverpool dari total 12 pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Pukulan telak terbaru adalah kekalahan 1-4 dari PSV Eindhoven dalam ajang Liga Champions, memperburuk catatan performa tim.
Liverpool kini terperosok di peringkat ke-12 klasemen, berjarak 11 poin dari Arsenal yang kokoh di puncak liga.
Manajemen klub belum memberikan tekanan internal meski keraguan publik terhadap Slot mulai meningkat tajam.
Jika performa negatif terus berlanjut, pergantian juru taktik menjadi skenario realistis yang patut dipertimbangkan oleh jajaran direksi.
Sejumlah pelatih berprofil tinggi telah dikaitkan sebagai kandidat kuat yang berpotensi menggantikan posisi Arne Slot.
Giovanni van Bronckhorst saat ini berada di dalam staf kepelatihan Liverpool, menjabat sebagai asisten Arne Slot, menggantikan John Heitinga yang hengkang ke Ajax.
Baca Juga: Pelatih Timnas Indonesia Bakal Diumumkan Minggu Depan
Pengalaman manajerial Van Bronckhorst cukup teruji melalui kepemimpinannya di Feyenoord, Rangers, dan Besiktas.
Karier kepelatihan Van Bronckhorst mencakup sejumlah trofi domestik yang berhasil ia raih bersama tim-tim sebelumnya.
Ia pernah mengantar Feyenoord menjuarai Eredivisie pada musim 2016/2017 dan belakangan namanya sempat disinggung sebagai calon pelatih Timnas Indonesia.
Zinedine Zidane, figur yang membawa otoritas besar di ruang ganti pemain, menjadi salah satu nama yang paling dinantikan kembali ke pinggir lapangan.
Reputasinya sebagai legenda sepak bola dunia otomatis memantik rasa hormat dari setiap pemain yang berada di bawah arahannya.
Mentalitas juara melekat erat pada diri Zidane, terbukti dengan raihan dua gelar liga dan tiga trofi Liga Champions berturut-turut saat memimpin Real Madrid di periode pertamanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
Terkini
-
Respons Jay Idzes Usai Sassuolo Tahan Imbang AC Milan
-
MU Ditahan Imbang Bournemouth, Gary Neville Salahkan Luke Shaw, Singgung Anak Patrick Kluivert
-
Kenapa Manchester United Tak Mampu Kalahkan Bournemouth?
-
Klasemen Liga Inggris Pekan ke-16: Manchester United Menjauh dari Zona Eropa
-
Hasil Serie A: Wesley Franca Pahlawan, AS Roma Taklukkan Como di Olimpico
-
Persib Bandung Fokus Hadapi Bhayangkara FC Setelah Kalah dari Malut United
-
Hasil Liga Inggris: Drama 8 Gol Buyarkan Kemenangan Manchester United
-
Terkuak! Gaji John Herdman Lebih Murah dari STY dan Patrick Kluivert, Bak Langit dan Bumi
-
Shin Tae-yong: Asnawi Mangkualam Kapten Asli Timnas Indonesia
-
Gelandang Inter Pilih Kejar Scudetto daripada Mimpi ke Piala Dunia 2026