Bola / Liga Italia
Rabu, 31 Desember 2025 | 17:00 WIB
Cristian Chivu [Instagram]
Baca 10 detik
  • Inter Milan mengakhiri tahun 2025 sebagai pemuncak klasemen Serie A setelah menang tipis 1-0 atas Atalanta.
  • Gaya bermain Inter di bawah Cristian Chivu dijuluki "Chivuismo", ditandai dengan permainan lebih agresif dan vertikal.
  • Kekuatan utama Inter adalah lini serang mendalam dan stabilitas finansial, sementara tantangan utama adalah penuaan lini belakang.

Suara.com - Inter Milan resmi menutup kalender tahun 2025 dengan status megah sebagai Capolista (pemuncak klasemen) Serie A.

Kemenangan tipis namun krusial 1-0 atas Atalanta di Gewiss Stadium pada 28 Desember lalu menjadi penegas bahwa era baru di bawah kendali Cristian Chivu bukan sekadar masa transisi, melainkan sebuah revolusi taktis yang nyata.

Magis Chivu di Bergamo: Fleksibilitas adalah Kunci

Pertandingan melawan Atalanta menjadi mikrokosmos dari kecerdasan taktis Chivu.

Menghadapi intensitas tinggi dari anak asuh Raffaele Palladino, Inter sempat kesulitan menembus pertahanan man-to-man lawan di babak pertama.

Namun, momen kunci terjadi di menit ke-64. Chivu dengan berani menarik Marcus Thuram dan memasukkan wonderkid Italia, Francesco Pio Esposito.

Hanya satu menit berselang, Pio Esposito berhasil mencuri bola dari kesalahan bek Atalanta, Berat Djimsiti, dan memberikan assist matang kepada Lautaro Martinez yang diselesaikan dengan dingin.

Inter Milan Rajai Serie A 2025, Intip Kekuatan Mengerikan Nerazzurri Menuju 2026 [Suara.com]

Gol ke-166 sang kapten untuk klub tersebut tidak hanya mengamankan tiga poin, tetapi juga menunjukkan fleksibilitas Chivu yang berani mengubah formasi dari 3-5-2 menjadi 5-4-1 di menit-menit akhir untuk menjaga keunggulan.

Lahirnya "Chivuismo": Inter Milan Lebih Agresif

Baca Juga: Diincar AC Milan, Jay Idzes Justru Ungkap Rahasia Betah di Sassuolo

Para pundit terkemuka Italia, mulai dari Fabio Capello hingga Giuseppe Bergomi, mulai memberikan label khusus pada gaya main Inter saat ini, "Chivuismo".

Berbeda dengan era Simone Inzaghi yang lebih sabar dalam penguasaan bola, Inter asuhan Chivu bermain lebih agresif dan vertikal.

Data menunjukkan transformasi ini sangat nyata. Jarak rata-rata pemulihan bola Inter meningkat dari 38,1 meter (era Inzaghi) menjadi 40,4 meter di bawah Chivu, yang menandakan pressing tinggi yang sangat proaktif.

Selain itu, lawan kini rata-rata hanya diizinkan melakukan 9,9 umpan sebelum bola direbut kembali oleh pemain Nerazzurri.

Fabio Capello bahkan memuji dominasi Inter saat melumat Como 4-0 dengan menyebutnya seperti tim dewasa melawan tim muda.

Kekuatan dan Kelemahan Inter Milan

Load More