Suara.com - Semua pasti mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari budaya, adat istiadat hingga kesenian yang dimiliki.
Tak terkecuali lagu daerah yang memiliki irama, filosofi dan makna tersendiri. Dari Sabang hingga Merauke, di Indonesia memiliki beragam lagu yang indah yang juga sarat dengan sejarah budayanya.
Sayangnya, kekayaan budaya Indonesia ini justru kurang diminati oleh banyak orang, terutama generasi muda.
Hal inilah yang mendorong Professor Musik Tjut Nyak Deviana Daudsjah mengaransemen beberapa lagu daerah dan merekamnya dalam sebuah album yang ia beri judul Symphonic Tales of Indonesia.
Lagu-lagu daerah tersebut diiringi alunan orkestra dari kelompok Orchester der Kulturen Germany dan vokal dari Tompi. Deviana dan Tompi juga bergabung dalam grup musik Doktor & The Professor.
"Ini adalah bagian dari proyek yang ingin saya lakukan sejak dulu. Saya ingin mempromosikan budaya bangsa bukan ke luar, tapi justru ke dalam. Karena, masih banyak orang Indonesia sendiri yang belum mencintai kekayaan budayanya," ujar Deviana di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin (8/9/2014).
Tercatat ada 10 lagu dalam album tersebut, di antaranya Ayo Mama, Angin Mamiri, Papaya Cha Cha, dan Yamko Rambe Yamko.
Perempuan berusia 56 tahun yang juga penggagas Institut Musik Daya Indonesia (IMDI) ini berpendapat bahwa kita harus mampu memadukan dan berinovasi agar musik daerah bisa dikemas kekinian sehingga mengundang minat generasi muda untuk menyukai lagu daerah.
Untuk menyelesaikan lagu-lagu yang indah ini, Deviana dan tim menjalani proses rekaman di Jerman yang menghabiskan waktu sekitar tiga hari. Dalam pemilihan lagu, aransemen dan menyesuaikan dengan orkestra, butuh waktu sekitar satu bulan.
Album yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan lagu daerah ini juga langsung diproduseri oleh Gita Wirjawan yang hadir di acara. Musisi Glenn Fredly, Sandhy Sondoro, dan Titiek Puspa juga turut hadir.
Tak heran jika perempuan berdarah Aceh ini bekerjasama dengan musisi Jerman. Dilansir dari Wikipedia, ia dia pernah jadi rektor International Music College (Jazz & Rockschulen Freiburg) di Jerman dari tahun 1990 hingga 1995. Salah satu proyek terbesarnya menyusun kurikulum pendidikan tinggi musik yang mana diakui oleh pemerintah Jerman.
Selama di Eropa, Deviana meraih beberapa penghargaan, di antara lain dua kali juara 1 vokalis di ajang Nasional Swiss, pianis terbaik Swiss, pendidik musik terbaik Jerman.
Pada tahun 1983 Deviana ditawari rekaman album oleh perusahaan rekaman dunia BMG Ariola dan Polygram, namun ia menolak oleh karena tidak ingin terikat pada kontrak selama 7 tahun.
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Lagu, Inul Daratista Siapkan 'Goyang 88' untuk Ultah Titiek Puspa
-
Rilis Ulang Lagu Titiek Puspa, Inul Daratista Tahan Tangis Saat Rekaman
-
Basic Skincare Rekomendasi dr. Tompi: Cukup 3 Langkah, Kulit Lebih Sehat!
-
Bikin Haru, Ucapan Gewa Atlana untuk Glenn Fredly yang Ulang Tahun
-
3 Rekomendasi Moisturizer Terbaik Versi Dokter Tompi, Ini Rangkaian Skincarenya
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Soundrenaline 2025 Gebrak Medan: 4 Lokasi Jadi Saksi Festival Musik Multi-Genre di Jantung Sumatera!
-
Bak Karyawan di Rumah Sendiri, 2 Artis Ini Terima Nafkah dari Suami Pakai Sistem Reimburse
-
24 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Terbaru Rumah Tao Ming Tse Meteor Garden
-
Viral dan Raih AMI Awards, Lagu Tabola Bale Telah Mengubah Hidup Seorang Siprianus Bhuka
-
Remake Berbagi Suami Sedang Disiapkan, Masih Tentang Sudut Pandang Perempuan
-
Sinopsis Pro Bono: Drakor Hukum Baru Jung Kyung Ho Sebagai Pengacara, Siap Tayang di Netflix!
-
Momen Tak Terduga di AMI Awards 2025: Raisa Lari Terbirit-birit, Kru sampai Ikutan
-
Sinopsis Air Mata Mualaf: Acha Septiasa Jatuh Cinta dengan Islam, Ditentang Ayah yang Pendeta
-
Sinopsis The Chronology of Water: Debut Penyutradaraan Kristen Stewart
-
Promo Menarik Nonton Film Agak Laen Menyala Pantiku di XXI dan CGV untuk yang Mau Ngirit