Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar Anti-corruption Film Festival (ACFFest) 2019. Lewat karya film, KPK berharap penyampaian pesan tentang anti korupsi sampai di tengah masyarakat.
Namun, Jujur Prananto selaku juri dalam ACFFest 2019 menilai program KPK ini jangan dipandang secara instan. Maksudnya, dengan adanya film tak langsung bisa menekan angka korupsi di Indonesia.
"Yang dilihat secara statistik, kita mengeluarkan anggaran sekian miliar untuk kampanye (anti koropsi), tiba-tiba turun nggak. Kita nggak bisa melihat begitu, efeknya tidak tahun ini, efeknya mungkin 2 sampai 3 tahun lagi atau bahkan 10 tahun baru berasa," kata Jujur Prananto saat mengunjungi kantor SUARA.com, Rabu (31/7/2019).
"Namanya pembinaan, pencegahan, apalagi pencegahan yang bersifat kerohanian itu lama efeknya," katanya lagi.
Menurut penulis skenario Ada Apa Dengan Cinta ini, film yang dibuat setidaknya bisa membuat orang merasa malu jika mengambil yang bukan haknya. Dari hal sekecil itu, kata Jujur, perubahan ke arah yang lebih baik bisa terwujud.
"Apalagi kaya gini (film pendek), lebih ke rasa bahwa untuk membina rasa malu, menimbulkan perasaan 'aduh nggak deh kalau nyolong' yang penting gitu dulu. Kalau rasa malu bisa ditumbuhkan sedikit apapun. Karena film kan tidak bersifat persuasif, bersifat menginspirasi. Pokonya membuat orang terpengaruh, itu aja yang kita harapkan," ujarnya menjelaskan.
Jika ada yang berminat mengikuti festival ACCFest 2019, para calon peserta hanya mengirimkan proposal ide film tentang nilai antikorupsi berdurasi 10-15 menit. Nantinya, proposal yang terpilih akan mendapat bantuan dana produksi sebesar Rp 20 juta.
Dari peserta yang terpilih berhak mengikuti Movie Camp, fasilitas online editing di Jakarta dan pendampingan mentor.
Baca Juga: Kembali Jadi Juri di ACFFest 2019, Ini Kata Penulis Skenario Film AADC
Untuk pengiriman proposal ide film dibuka sejak 28 Mei hingga 15 Agustus mendatang. Tim juri nantinya akan menyaring hingga terkumpul 10 proposal ide cerita.
Berita Terkait
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
KPK Pastikan Korupsi Whoosh Masuk Penyelidikan, Dugaan Mark Up Gila-gilaan 3 Kali Lipat Diusut!
-
KPK Ungkap Alasan Penghentian Kasus Lahan RS Sumber Waras
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
15 Film Indonesia Tayang November 2025 di Bioskop, Ada Pangku hingga Agak Laen 2
-
Kelakar Jonathan Latumahina Usai Lihat Chicco Jerikho Jadi Dirinya di Film 'Ozora'
-
Gara-Gara Lapor Pak! Andhika Pratama Terbebani dengan Citra Lucu
-
Sinopsis Because There Is No Next Life, Drama Korea Terbaru Kim Hee Sun
-
Profil Sophie Turner, Mantan Istri Joe Jonas yang Kini Dikabarkan Dekat dengan Chris Martin
-
Di Balik Jeruji Besi, Eks Karyawan Ashanty Akhirnya Akui Gelapkan Uang Perusahaan
-
Sinopsis Sampai Titik Terakhirmu: Perjuangan Cinta Sehidup Semati Albi dan Shella
-
Getaran Batin Acha Septriasa Saat Ucap Syahadat di Film 'Air Mata Mualaf'
-
Pertentangan Batin Acha Septriasa, Antara Karier di Indonesia atau Kebahagiaan Anak di Australia
-
Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Cinta, Godaan, dan Gairah di Balik Kokpit