Suara.com - Saras Dewi merupakan seorang penyanyi asal Bali yang cukup terkenal karena karyanya yang berjudul ‘Lembayung Bali’. Selain menekuni bidang tarik suara, wanita yang memiliki nama asli L.G. Saraswati Putri ini juga menekuni keilmuan filsafat, loh. Tidak hanya sekadar mempelajarinya, ia juga seorang dosen filsafat, loh! Keren, bukan?
Nah, kalau kalian penasaran lebih jauh tentang penyanyi multitaletna dan berprestasi ini, yuk kepoin fakta Saras Dewi berikut ini!
1 Karier Sebagai Penyanyi
Saras Dewi telah terjun di dunia musik selama hampir 20 tahun lamanya. Di bawah naungan Bintang Record, wanita yang akrab dipanggil Yayas ini memulai kariernya dengan meluncurkan album pertamanya dengan judul ‘Chrysan’ dengan single ‘Lembayung Bali’. Berbeda dengan penyanyi-penyanyi lain yang selalu tampil glamor dengan riasan yang ciamik, Saras Dewi justru naik ke atas panggung sesuai dengan apa adanya dirinya.
Album tersebut sukses besar hingga terjual 30ribu kopi dan bahkan masuk nominasi Penghargaan AMI (anugerah Musik Indonesia) dalam kategori Best Ballad dan Best Single. Sayangnya, setelah tiga tahun berada di puncak karier, Saras memilih mundur karena tidak terlalu cocok dengan konsep pencitraan seorang penyanyi. Selain itu, jadwal manggung yang terlalu padat berbentrokan dengan tugas kuliah S1 yang sedang dijalaninya saat itu.
2. Pendidikan
Saar meniti karier sebagai penyanyi, wanita bernama asli L.G. Saraswati Putri itu juga sedang duduk di bangku kuliah di jurusan Filsafat Universitas Indonesia. Seusai mendapatkan gelar strata 1, Saras yang mendapatkan beasiswa dengan ikatan dokter pun melanjutkan pendidikannya ke jenjang pasca sarjana di jurusan. Tidak hanya sampai S2, Saras bahkan menyelesaikan program doktorat di bidang keilmuan Filsafat Lingkungan Hidup di usia yang masih baru menginjak 29 tahun di tahun 2013.
3. Karier Sebagai Dosen
Memiliki ikatan dinas dengan UI, Saras yang memang suka mengajar pun merintis kariernya sebagai dosen. Pada mulanya, ia menjadi asisten dosen selama dua semester. Di tahun 2006, Saras pun mulai memegang kelasnya sendiri di UI sebagai dosen luar biasa sebelum akhirnya menjadi dosen Pegawai Negeri Sipil di Fakultas Ilmu Budaya UI di tahun 2009. Dengan prestasi cemerlang yang dimilikinya, Saras pun dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Program Studi Ilmu Filsafat UI dari tahun 2010 hingga 2017 sembari menyelesaikan program doktoratnya.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Nevertheless Episode 5: Hadirnya Mantan Kekasih Park Jae Eon
Menjadi dosen di usia yang masih terbilang muda, jarak yang terpaut antara dirinya dan mahasiswa pun hanya sedikit sehingga ia kerap dipanggil “Mbak Yayas” ketika mengajar. Bahkan, ada kalanya Saras harus mengajar bapak atau ibu yang usianya lebih tua darinya di program magister atau doktorat. Kini, Saras diketahui memegang peran sebagai dosen Filsafat Timur, Etika Lingkungan, Filsafat dan HAM, Fenomenologi, dan Filsafat Sastra di Universitas Indonesia.
4. Penulis dan Aktivis
Selain menjadi akademisi, Saras Dewi juga aktif sebagai penulis dan juga aktivis berkat jiwa sosialnya yang tinggi. Bahkan di tahun 2014 lalu, ia bersama kawan-kawan sesama aktivis bernyanyi bersama dan menyuarakan suara yang cukup keras untuk gerakan Bali Tolak Reklamasi. Selain itu, tulisan-tulisan kritisnya juga sering dimuat oleh berbagai media Tanah Air, seperti Jawa Pos, Media Indonesia, Bali Pos, dan lain sebagainya. Ia bahkan telah menerbitkan 4 buku sejak tahun 2004 hingga 2015.
Buku pertama yang diterbitkan di tahun 2004 merupakan kumpulan puisi dengan judul ‘Jiwa Putih’. Berbeda dari sebelumnya, buku kedua Saras merupakan karya nonfiksi tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang diterbitkan oleh Uni Press yang bekerja sama dengan Uni Eropa di tahun 2006. Buku ketiganya diterbitkan di tahun 2010 dengan judul ‘Cinta bukan Coklat’, sementara buku terakhirnya terbit tahun 2015 dengan judul ‘Ekofenomenologi’.
5. Keberagaman Keluarga
Saras Dewi yang merupakan anak sulung dari 10 bersaudara lahir dan dibesarkan di Bali. Namun, faktanya Saras Dewi berasal dari keluarga yang sebenarnya cukup beragam dalam hal budaya dan agama. Ibunya berasal dari Semarang dan beragam Islam. Dari beliau, Saras mengenal banyak hal Islam dan juga ajaran sufisme.
Berita Terkait
-
5 Fakta Menarik Basral Graito, Atlet Skateboard Peraih Medali Emas di SEA Games 2025
-
5 Fakta Menarik Novel Animal Farm Jelang Adaptasi Film di Tahun 2026
-
Review The Manipulated: Ending Lemah Bikin Gagal Jadi Masterpiece
-
Deretan Misteri yang Menggantung di Drakor The Manipulated
-
Rekap Zootopia, Ingat Lagi Ceritanya Sebelum Nonton Zootopia 2 di Bioskop
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Patah Hati yang Kupilih: Lebih dari Sekadar Cinta Beda Agama, tapi Betapa Pentingnya Keluarga
-
7 Film Natal Terbaik, Tontonan Hangat untuk Temani Liburan Akhir Tahun
-
Lagunya Dipakai Iklan Tanpa Izin oleh Pertamina, Wijaya 80 Ngadu ke DJKI
-
Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Tampil Kompak di Acara Sekolah Anak Usai Cerai
-
Arman Wosi Resmi Cabut Gugatan Cerai, Della Puspita Sepakat Rujuk?
-
Ammar Zoni Bantah Keras Kesaksian Petugas Rutan Salemba di Sidang Narkoba: Itu Bukan Barang Saya!
-
Melissa Tanojo dan Vincent Mergonoto Anak Siapa? Pernikahannya Viral Habiskan Rp100 Miliar
-
Unggahan Atalia Praratya di Tengah Kasus Perceraian Disorot: Saya Tidak Boleh Takut Kehilangan
-
Lirik Lagu Malam Kudus dan Chordnya untuk Mengiringi Malam Natal
-
April Asal Cirebon Juara 3 Dangdut Academy 7, Hadiahnya Fantastis Termasuk Apartemen