Suara.com - Anak Cak Nun, Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Neo Letto, diduga membahas perilaku kontroversi Gus Miftah kepada penjual es teh di Magelang.
Pembahasan tersebut diutarakan Neo Letto ketika menghadiri acara Harlah ke-62 PAI UIN Saizu Purwokerto di Hetero Space, Purwokerto pada Jumat (6/12/2024) kemarin.
Dalam acara tersebut, Neo Letto mengaku pernah menyaksikan perilaku serupa yang dilakukan oleh Gus Miftah dengan kerabatnya sewaktu SMA.
"Ketika SMA saya ingat ada penjual bakso lewat, (ada orang tanya) 'pak baksonya masih ada?', (tukang bakso bilang) 'masih', (orang tadi balas) 'ya dijual a*u'. Wallahi ceritanya seperti itu," kata Neo Letto.
Kendati demikian, kerabat Neo Letto melempar guyonan sensitif kepada penjual bakso karena memiliki latar belakang dan konteks kedekatan sebagai tetangga.
"Ternyata penjual bakso itu tetangganya. Jadi ngomong kayak gitu ada konteks dan ada latar belakangnya. Itu dalam rangka berangkulan," ucap Neo Letto.
Neo Letto mengungkap, guyonan sensitif memang biasa diutarakan anak-anak dari Yogyakarta. Akan tetapi, tidak bisa sembarangan diucapkan.
"Itu standar guyonan anak-anak Jogja, memang. Tapi pada yang dikenal, ada tingkat kedekatan tertentu kan untuk bisa melakukan sesuatu," tutur Neo Letto.
Berbanding terbalik dengan kerabatnya, Neo Letto menilai perilaku dan tindak tutur Gus Miftah kepada penjual es teh tidak mempunyai latar belakang dan konteks kedekatan yang kuat.
Baca Juga: Beda Kelas Gus Miftah dan Dharma Pongrekun: Nama Terakhir Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden
"Sama persis loh kejadiannya (dengan Gus Miftah), yang membedakan apa nih? Bedanya gak ada (kata) g****knya," ujar Neo Letto.
Oleh karena itu, Neo Letto diduga memberikan teguran kepada Gus Miftah. Dia mengingatkan pentingnya latar belakang dan konteks kedekatan dengan lawan bicara untuk melontarkan guyonan sensitif.
"Gak kenal tiba-tiba kok gitu? Ada hal-hal yang gak perlu kita bahas karena sudah kerasa, pasti gak enak itu," pungkas Neo Letto, dikutip pada Sabtu (7/12/2024).
Berita Terkait
-
Abu Janda Bantah Incar Jabatan Gus Miftah: Gaji Saya 3 Kali Lipat Lebih Besar
-
Masa Lalu Gus Miftah Tahun 2010 Diungkit, Diduga Mengemis Urus Klub Bola ke Sihar Sitorus
-
Beda Kontroversi Gus Miftah vs Fufufafa: Diminta Kompak Mundur oleh Rocky Gerung
-
Beda Kelas Gus Miftah dan Dharma Pongrekun: Nama Terakhir Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden
-
Selain Hina Sunhaji, Gus Miftah Juga Sempat Mencela Istri Penjual Es Teh
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Sinopsis The Legend of Aang: The Last Airbender, Tampilkan Aang Versi Dewasa
-
4 Fakta Menarik Film Merias Mayat yang Bakal Tayang 2026, Reza Rahadian Jadi Jenazah
-
Rating Drama Korea Pro Bono dan Surely Tomorrow Bersaing, Mana yang Lebih Seru?
-
Renegades: Tim Navy SEALs Nekat Curi Emas Nazi 27 Ton di Dasar Danau, Malam Ini di Trans TV
-
Danur: The Last Chapter Tayang 2026, Prilly Latuconsina Hadapi Teror Terakhir Bareng Zee Asadel
-
Gandeng Dua Maestro Legendaris Malaysia, Puspa Indah Hidupkan Kembali Hits "Madah dan Kerenah"
-
Ngidam Sultan Ala Lesti Kejora, Mau Bangun Restoran Hingga Rumah Bersalin
-
Deretan Serial dan Film Marvel yang Bertema Natal, Mana Favoritmu?
-
10 Tahun Setia Jadi Risa di Danur, Ini Alasan Prilly Latuconsina Tolak Banyak Tawaran Film Horor
-
Era Sinetron Belum Mati, Loyalitas Ibu-Ibu di Daerah Jadi Penolong