Suara.com - Aktor sekaligus produser Gandhi Fernando secara terbuka menyampaikan kritik terhadap penunjukan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN).
Melalui unggahannya di TikTok dan Instagram, Gandhi Fernando meragukan kemampuan Ifan Seventeen dalam industri film. Ia menilai, keputusan ini sebagai bentuk penghinaan terhadap para profesional di dunia perfilman.
"Coy, yang pertama, kompetensi Ifan Seventeen dalam film apa bos? Dari segudang orang film hebat kenapa yang dipilih penyanyi yang gak pernah produksi film?" ungkap Gandhi melalui media sosialnya.
Gandhi Fernando kemudian menjabarkan sejumlah nama yang sering wara-wiri menghiasi layar film selama ini. Namun kemudian mengapa Ifan Seventeen yang terpilih.
"Padahal ada Garin Nugroho, Reza Rahadian, Christine Hakim, Hanung Bramantyo, Mira Lesmana, Riri Riza, Nicholas Saputra, Luna Maya, dan masih banyak lagi orang film berkompeten yang bisa memimpin perusahaan milik negara," tambah Gandhi.
Menurut Gandhi Fernando, PFN sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di sektor perfilman seharusnya dipimpin oleh seseorang yang benar-benar paham tentang proses produksi film secara menyeluruh.
"Produksi film itu tidak bisa hanya mengandalkan ilmu manajemen, tetapi harus benar-benar mengerti bagaimana produksi yang sesungguhnya dilakukan dan memilih proyek film yang tepat untuk investasi negara," jelas Gandhi.
Gandhi Fernando juga mengingatkan potensi terjadinya korupsi dalam industri film jika dikelola oleh individu yang tidak menguasai sistem produksi dan pengelolaan anggaran dengan baik.
"Produksi film itu bisa menjadi ladang korupsi kalau yang pegang gak paham produksi atau orang yang gak jujur," tegas sineas 35 tahun ini.
Baca Juga: Postingan Pertama Ifan Seventeen setelah Jadi Dirut PFN Disorot, Bawa-Bawa Si Unyil
"Ini bukan berarti saya menyebut Ifan Seventeen tidak jujur, ya. Bukan itu maksud saya. Tapi kalau dia gak paham produksi yang benar, bisa jadi banyak orang yang dibohongi soal anggaran film," imbuhnya lebih lanjut.
Gandhi Fernando juga mempertanyakan klaim Ifan Seventeen yang menyatakan memiliki rumah produksi (PH) sejak 2019 dan berhasil menjual filmnya ke platform OTT.
"Ifan Seventeen yang tidak kompeten dan baru saja diberi jabatan sebagai Direktur Utama PFN, dia mengklaim sudah punya PH sejak 2019 dan filmnya laris di OTT, laris banget?" kata Gandhi Fernando.
"Kok gue yang setiap hari nonton dan review film gak pernah denger film-filmnya," imbuhnya heran.
Menurutnya, setiap orang bisa mendirikan perusahaan produksi film hanya dengan mendaftarkan PT secara resmi tanpa memiliki pemahaman yang mendalam tentang industri perfilman.
"Siapa aja bisa klaim bikin PH, kalian juga bisa bro. Tinggal bayar aja notaris, Rp 10-20 juta beres, dapet surat resmi dari PT Produksi Film, kantor bisa di rumah, meeting di mall atau coffee shop juga bisa. Semua orang bisa klaim jadi produser atau executive produser," jelas Gandhi.
Berita Terkait
-
Sinopsis Kau & Dia, Diduga Film Karya Ifan Seventeen yang Diklaim Paling Laku di OTT Pemerintah
-
Potret Ifan Seventeen Rayakan Ulang Tahun di Tengah Kontroversi Jabatan Dirut PT PFN
-
Dianggap Bukan Hal Baru, Arie Kiriting Soroti Visi dan Misi Ifan Seventeen Sebagai Dirut PFN
-
Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara, Arie Kriting: Kita Harus Sadar Kapabilitas
-
Anggy Umbara Merasa Belum Siap Pimpin PFN, Sebut Penunjukan Ifan Seventeen Zonk
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Sinopsis The Legend of Aang: The Last Airbender, Tampilkan Aang Versi Dewasa
-
4 Fakta Menarik Film Merias Mayat yang Bakal Tayang 2026, Reza Rahadian Jadi Jenazah
-
Rating Drama Korea Pro Bono dan Surely Tomorrow Bersaing, Mana yang Lebih Seru?
-
Renegades: Tim Navy SEALs Nekat Curi Emas Nazi 27 Ton di Dasar Danau, Malam Ini di Trans TV
-
Danur: The Last Chapter Tayang 2026, Prilly Latuconsina Hadapi Teror Terakhir Bareng Zee Asadel
-
Gandeng Dua Maestro Legendaris Malaysia, Puspa Indah Hidupkan Kembali Hits "Madah dan Kerenah"
-
Ngidam Sultan Ala Lesti Kejora, Mau Bangun Restoran Hingga Rumah Bersalin
-
Deretan Serial dan Film Marvel yang Bertema Natal, Mana Favoritmu?
-
10 Tahun Setia Jadi Risa di Danur, Ini Alasan Prilly Latuconsina Tolak Banyak Tawaran Film Horor
-
Era Sinetron Belum Mati, Loyalitas Ibu-Ibu di Daerah Jadi Penolong