Kemlu Bantah Limbad Ditahan Gara-gara Gigi Taring, Abdur Arsyad Bohong?

Suara.com - Cerita Abdur Arsyad soal Limbad ditahan Imigrasi Arab gara-gara gigi taringnya belakangan ini jadi viral.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) sampai buka suara untuk meluruskan pemberitaan tersebut.

Pada Selasa, 8 Juli 2025, Judha Nugraha selaku Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI membantahnya.

Sebab Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) tidak mendapatkan laporan terkait penahanan Limbad seperti yang dibicarakan Abdur Arsyad.

"KJRI Jeddah tidak menerima pengaduan atau laporan dari otoritas Saudi terkait kasus ini," ujar Judha Nugraha.

Apabila ditahan pun, pihak Kemlu dipastikan akan mendapatkan pemberitahuan dan melakukan upaya pendampingan.

"Jika seorang WNI ditahan dan berproses secara hukum, otoritas Saudi akan memberikan notifikasi kekonsuleran," tutup Judha Nugraha.

Menanggapi pernyataan Kemlu RI, Mamat Alkatiri langsung mengomeli Abdur Arsyad.

"Coba liat mulut biad*b @abdurarsyad sampai harus dikonfimasi Kemenlu," tulis Mamat Alkatiri melalui Instagram Story pada Selasa, 8 Juli 2025.

Baca Juga: Sosok Syahda Guruh Langkah Samudera, Disebut Calon Dubes RI untuk Qatar

Sedangkan Abdur Arsyad belum menanggapi pernyataan Kemlu maupun Instagram Story Mamat Alkatiri hingga berita ini ditulis.

Abdur Arsyad diketahui menceritakan pengalamannya umrah bareng Limbad di podcast Titik Kumpul, YouTube Tuah Kreasi.

Selain Abdur Arsyad, podcast Titik Kumpul juga dibawakan oleh Mamat Alkatiri, Praz Teguh, dan Arie Kriting.

Praz Teguh rupanya ikut pula mengomentari pernyataan Kemlu di unggahan Instagram akun @folkative pada hari yang sama.

"Siapa yang punya cerita ini," komentar Praz Teguh sambil menambahkan emoji terbahak-bahak sampai menangis.

Sedangkan warganet menyoroti Limbad yang tetap 'diam' meskipun diceritakan yang tidak-tidak oleh Abdur Arsyad.

"Meski difitnah om Limbad tetap diam," seloroh akun @moh_zuhdi_alfar***.

"Dan Limbad tetap diam saja," canda akun @xqzv***.

"Meski abdur memfitnah Limbad, Limbad tetap diam, respect," sahut akun @xthousandsu***.

"Ya udah diemin aja mas Limbad," kata akun @dwisusiloha***.

Sebagaimana diketahui, Limbad memang menggunakan imej misterius sehingga tidak pernah bicara di hadapan publik.

Beda dari pernyataan Kemlu, pihak Limbad justru membenarkan cerita Abdur Arsyad.

Orang terdekat Limbad yang memilih disebutkan dengan inisial N & A menceritakannya kepada Suara.com baru-baru ini.

Petugas imigrasi di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, diceritakan tertarik dengan penampilan Limbad yang nyentrik.

Bagaimana tidak tertarik, Limbad masih tampil dengan rambut gimbal dan aksesoris mencolok seperti gelang, serta gigi taring permanen saat umrah.

"Master (Limbad) langsung dipisahkan dari rombongan jemaah dan dibawa ke ruang pemeriksaan khusus," ungkap N & A.

"Jemaah lainnya lanjut menuju Makkah, sedangkan Master (Limbad) masuk bersama muntawif (pemandu ibadah)," imbuhnya lewat pesan singkat.

N & A mengungkap pengalaman yang kurang menyenangkan ini terjadi saat Limbad umrah tahun 2017.

"Muntawif sudah menjelaskan kalau Master (Limbad) seorang magician Indonesia dan artis Indonesia tetap enggak digubris," lanjut N & A.

"Sampai Master (Limbad) diperiksa fisik, dari badan, rambut gimbal sampai ke gigi taring," sambungnya.

Sayangnya petugas imigrasi tak serta merta percaya, bahkan menudingnya sebagai dajjal, iblis, hingga penganut ajaran satanik

Limbad terus diinterogasi hingga diputarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari juz 30 dengan harapan akan merasa tidak nyaman.

"Alih-alih kesurupan atau kepanasan, Master (Limbad) malah tertidur karena merasa tenang dan nyaman mendengarkan lantunan ayat suci. Dia malah terlihat menikmati," terang N & A.

Petugas imigrasi akhirnya percaya setelah Limbad melakukan perintah mereka, yaitu membacakan Surah Ar-Rum.

Limbad memang tidak ditahan lama, hanya saja perjalanannya sempat terhambat lantaran penampilannya dicurigai petugas Imigrasi.

Namun sebagai gantinya, Limbad mendapat pengawalan khusus dari tentara Arab Saudi selama umrah.

Kontributor : Neressa Prahastiwi