Entertainment / Gosip
Rabu, 10 September 2025 | 06:15 WIB
Felix Siauw. [Youtube]
Baca 10 detik
  • Ustadz Felix Siauw mengkritik Menkeu karena meremehkan gerakan rakyat.
  • Pemerintah dianggap gagal jika baru bergerak setelah rakyat bergejolak besar.
  • Pejabat publik harus selalu berempati dan bijak dalam berkata.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Ustadz Felix Siauw memberikan analisis tajam terkait pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang meremehkan gerakan tuntutan rakyat.

Pernyataan Purbaya yang menyebut gerakan "17+8 Tuntutan Rakyat" hanya dilakukan oleh "sebagian kecil" masyarakat, justru dilihat Ustadz Felix dari sudut pandang yang berkebalikan.

Dalam video reaksinya pada Selasa, 9 September 2025, pendakwah yang aktif di media sosial ini justru mempertanyakan logika sang menteri.

Baginya, jika seorang pejabat menganggap gerakan rakyat yang masif sebagai sesuatu yang "kecil", hal itu menimbulkan pertanyaan besar.

"Pertanyaannya, kalau bagi dia ini adalah sebagian kecil, maunya seperti apa?" tanya Ustadz Felix dengan nada retoris.

Lebih jauh, ia memberikan sebuah peringatan keras kepada pemerintah.

Menurutnya, jika pemerintah baru menyadari adanya masalah setelah mayoritas rakyat bergerak, maka itu adalah sebuah kegagalan antisipasi.

"Pertanyaannya lagi adalah, kalau memang sebagian besar rakyat sudah bergerak, berarti udah telat kali," sindirnya.

Ia menegaskan bahwa seharusnya pemerintah peka terhadap gejolak di masyarakat sebelum eskalasinya membesar.

Baca Juga: Sri Mulyani Pamit: Akhir Era 16 Tahun Sang Bendahara Negara

"Bukankah udah telat gitu maksudnya?" tutup Ustadz Felix, menyiratkan bahwa pemerintah telah kehilangan momen untuk merespons secara efektif.

Purbaya sendiri hari ini sudah menyampaikan permintaan maaf terkait pernyataan kontroversial yang terucap beberapa saat setelah dilantik jadi Menkeu RI baru.

Tentunya, masalah seperti ini harus menjadi pengingat penting bagi para pejabat publik, untuk selalu berempati dan bijak dalam setiap perkataannya.  

Load More