Entertainment / Music
Rabu, 24 September 2025 | 17:34 WIB
Barry Likumahuwa di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 24 September 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Baca 10 detik
  • JakJazz adalah 'rumah' yang membentuk Barry Likumahuwa sejak masa kecil.

  • Barry pertama kali bertemu idolanya, Lee Ritenour, di panggung JakJazz 1988.

  • Ireng Maulana memberinya kesempatan bersolo karier melalui panggung JakJazz 2006.

Suara.com - Keterlibatan Barry Likumahuwa sebagai Music Director dalam festival JakJazz 2025 ternyata menyimpan cerita personal yang mendalam.

Bagi musisi jazz kenamaan itu, JakJazz bukan sekadar panggung atau pekerjaan, melainkan sebuah 'rumah' yang membentuk dirinya sejak kecil.

Lelaki 42 tahun mengaku memiliki ikatan batin yang kuat, karena tumbuh dan besar di lingkungan festival legendaris tersebut.

"Kenapa JakJazz menjadi sangat personal, buat saya pribadi karena saya tumbuh dan besar di JakJazz Festival," ungkap Barry Likumahuwa dalam sesi bincang santai di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 24 September 2025.

Pengalaman pertamanya bersentuhan dengan panggung jazz internasional terjadi saat ia kecil, pada perhelatan JakJazz 1988.

Kala itu, Barry ikut bersama kedua orang tuanya dan untuk pertama kalinya bertemu langsung dengan musisi idolanya, Lee Ritenour.

Ireng Maulana. [Antara/TeresiaMay]

"Di situlah pertama kali saya ter-expose dengan sebuah jazz festival yang sifatnya internasional. Di tahun itu juga saya ketemu sama Lee Ritenour pertama kali, di mana saya akhirnya mengidolakan dia. Saya dengerin lagu-lagunya, dan saya bisa foto sama orangnya," kenangnya.

Namun, hubungan personal Barry Likumahuwa dengan JakJazz mencapai puncaknya berkat campur tangan mendiang Ireng Maulana.

Barry secara terbuka menyebut Ireng Maulana adalah sosok yang memberinya kesempatan untuk bersolo karier melalui panggung JakJazz 2006.

Baca Juga: King Nassar Diminta Penonton Panjat Panggung di Penutupan Pestapora

"Beliau lah yang membuat saya akhirnya punya kesempatan bersolo karier," tegasnya.

Saat itu, Ireng Maulana secara pribadi menelepon ibunda Barry untuk menanyakan apakah putranya memiliki sebuah grup musik anak muda.

"Karena JakJazz 2006, waktu dihidupkan lagi, Om Ireng secara personally nelpon ke Mama waktu itu, dan nanya, 'Si Barry nggak punya band ini ya, band anak muda ya, yang bisa bawain jazz?'," kisah Barry.

Saat itu, Barry Likumahuwa belum memiliki proyek musik sendiri dan masih berstatus sebagai musisi pengiring untuk mendiang Glenn Fredly.

"Waktu itu saya masih jadi pemainnya Glenn Fredly, jadi pengiring, nggak punya project sendiri," tambahnya.

Berangkat dari telepon Ireng Maulana, tercetus lah ide untuk Barry Likumahuwa membentuk proyek musik sendiri.

Proyek ini lah yang kemudian dikenal luas sebagai 'Barry Likumahuwa Project' dan melambungkan namanya sebagai solois.

"Tapi karena Om Ireng ngomong kayak gitu, akhirnya tercetus lah ide untuk bikin project sendiri yang akhirnya menjadi Barry Likumahuwa Project," tutupnya.

Momen-momen itu lah yang kini membuat JakJazz memiliki arti lebih dari sekadar proyek profesional bagi Barry Likumahuwa.

Barry pun berjanji akan menghadirkan sesuatu yang eksklusif untuk gelaran JakJazz 2025, yang tidak akan bisa didapat dari festival musik lain. 

Load More