- Ambisi pemerintah membangun jalan tol besar-besaran kini menyisakan masalah serius. Menurut Menteri PU Dody Hanggodo, 21 ruas tol mengalami kerugian parah karena volume kendaraan yang melintas di bawah 50% dari target.
- Rendahnya trafik kendaraan di ruas-ruas tol ini membuat pendapatan tidak sebanding dengan biaya operasional. Akibatnya, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) kesulitan membiayai pemeliharaan, yang berpotensi menurunkan kualitas pelayanan minimal.
- Sejumlah nama besar BUMN seperti Jasa Marga, Hutama Karya, dan Waskita Karya masuk dalam daftar operator yang merugi. Ini menjadi sinyal bahwa meski pembangunan infrastruktur tampak masif, strategi pemasaran dan perencanaan lalu lintasnya masih perlu dievaluasi.
Suara.com - Sebuah fakta mengejutkan terungkap. Di balik masifnya pembangunan jalan tol selama satu dekade terakhir, ternyata ada 21 ruas tol yang membuat operatornya "boncos" alias merugi parah. Volume kendaraan yang melintas sangat sepi, jauh di bawah target.
Hal ini diungkap langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo. Menurut Dody, realisasi lalu lintas di 21 ruas tol tersebut masih berada di bawah 50% dari asumsi awal yang tertuang dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT).
"Izinkan kami menyampaikan bahwa masih ada beberapa badan usaha jalan tol yang realisasi volume lalu lintas atau trafiknya jauh lebih rendah daripada yang kami asumsikan dalam perjanjian pengusahaan jalan tol," jelas Dody dalam Rapat Panja bersama Komisi V DPR RI, Rabu (24/9/2025).
Akibat sepinya pengguna, pendapatan yang diperoleh operator jalan tol tidak sebanding dengan biaya operasional dan pemeliharaan. Kondisi ini bisa berujung pada menurunnya kualitas pelayanan. Dody menambahkan, operator akan kesulitan memenuhi standar minimal pelayanan (SPM) yang sudah ditetapkan, karena tidak ada dana yang memadai.
“Pendapatan tol tidak tercapai dan BUJT mengalami kesulitan membiayai pemeliharaannya sehingga pemenuhan SPM pun tidak bisa optimal,” ujarnya.
Daftar 21 ruas tol yang merugi ini dikelola oleh sejumlah perusahaan, termasuk Jasamarga, Hutama Karya, Waskita, dan Wijaya Karya. Ruas-ruas ini tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Tol Bitung-Manado, Tol Serang-Panimbang, hingga ruas-ruas tol di Sumatra seperti Sigli-Banda Aceh dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
Grab Akan Akuisisi GoTo, Danantara Bakal Dilibatkan
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Industri Biomassa Gorontalo Diterpa Isu Deforestasi, APREBI Beri Penjelasan
-
BEI Umumkan IHSG Sentuh All Time High Pekan Ini
-
Apakah Indonesia Pernah Redenominasi Rupiah? Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1