Entertainment / Gosip
Sabtu, 01 November 2025 | 16:43 WIB
Roy Marten saat ditemui di kawasan TB Simatupang, Jakarta, Minggu (8/12/2024) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Baca 10 detik
  • Roy Marten kritik keras penyatuan pengguna narkoba dengan bandar di lapas, sebut itu memperparah kecanduan.
  • Lapas dianggap Roy Marten jadi "pasar terbuka" narkoba karena minim kegiatan dan pengawasan longgar.
  • Solusi utama menurut Roy Marten adalah rehabilitasi total bagi pengguna, bukan hukuman penjara.

Suara.com - Aktor senior Roy Marten, yang pernah merasakan pahitnya hidup di balik jeruji besi sebanyak dua kali karena kasus narkoba, kini angkat bicara dengan kritik pedas terhadap sistem penanganan kasus narkoba di Indonesia.

Menurutnya, alih-alih menjadi tempat pembinaan, lembaga pemasyarakatan (lapas) justru berpotensi menjadi "pasar terbuka" yang semakin menjerumuskan para pengguna ke dalam jurang kecanduan yang lebih dalam.

Kritik ini bukan tanpa dasar, melainkan buah dari pengalaman pribadinya yang melihat langsung bagaimana sistem tersebut beroperasi.

Roy Marten menyoroti sebuah kesalahan fatal yang selama ini luput dari perhatian publik, yaitu penyatuan pengguna narkoba, yang seharusnya dipandang sebagai korban, dengan para pengedar hingga bandar besar di dalam satu lingkungan penjara.

"Celakanya, dia disatukan, para pengedar dan para bandar," ungkap Roy Marten dalam kanal YouTube Push Creative Production pada Jumat, 31 Oktober 2025.

Situasi ini, menurutnya, menciptakan sebuah paradoks yang sulit diterima akal sehat. Bagaimana mungkin seseorang bisa sembuh dari kecanduan jika ia terus-menerus dikelilingi oleh sumber masalahnya?

"Loh, ini kan perkumpulan orang sakit, dikasih bandar. Bagaimana mau sembuh?" tanyanya retoris, menggambarkan kekecewaan mendalam terhadap sistem yang ada.

Kakek dari Gempita Nora Marten ini juga menambahkan bahwa kondisi di dalam penjara yang minim kegiatan dan pengawasan yang longgar justru menjadi lahan subur bagi peredaran narkoba.

"Di dalam nggak ada kerjaan, ya makai," ujarnya, melukiskan gambaran suram tentang realitas di balik tembok penjara.

Baca Juga: Sinopsis Film Si Paling Aktor yang Tayang Hari ini, Kenny Austin Diculik!

Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat detoksifikasi dan pemulihan, malah berubah fungsi menjadi sarang transaksi dan konsumsi narkoba.

Ini adalah pukulan telak bagi upaya pemberantasan narkoba di Indonesia, yang selama ini mengandalkan pendekatan hukuman penjara sebagai solusi utama.

Roy Marten dengan tegas menyatakan bahwa solusi yang paling tepat bagi para pengguna narkoba bukanlah hukuman kurungan, melainkan rehabilitasi total.

"Pengguna sebaiknya harus direhab tanpa alasan apapun," tegasnya, menekankan pentingnya pendekatan medis dan psikologis untuk memulihkan para pecandu.

Ia berpendapat bahwa pecandu yang benar-benar memiliki niat untuk berhenti dan bertaubat pasti akan memilih rehabilitasi ketimbang penjara.

"Kalau pengguna yang mau taubat, dia pasti memilih rehab. Tapi kalau nggak mau taubat, milih penjara," tutup Roy Marten, memberikan refleksi tajam tentang pilihan yang dihadapi oleh para pengguna narkoba.

Load More