Entertainment / Music
Senin, 17 November 2025 | 14:19 WIB
Soleh Solihun saat menyambangi kantor redaksi suara.com di Jakarta, Jumat (13/4).
Baca 10 detik
  • Musisi tidak harus pindah ke Jakarta, tapi perlu membangun jejaring dan mendapatkan validasi dari figur kredibel.

  • Seniman sebaiknya kuasai skena musik daerah sebelum menembus panggung nasional.

  • Soleh Solihun mendorong wadah nasional untuk berbagi ilmu dan membangun jaringan antar musisi di seluruh Indonesia.

Suara.com - Fenomena 'Jakarta Sentris' yang telah lama mengakar di industri musik Indonesia kembali menjadi sorotan tajam, kali ini diungkap oleh musisi sekaligus komedian, Soleh Solihun.

Dalam sebuah perbincangan mendalam, ia menggarisbawahi betapa vitalnya peran jejaring dan komunikasi bagi musisi dari luar Jakarta untuk bisa menembus panggung nasional.

Diskusi ini mengemuka dalam program VixTape di kanal YouTube Vindes baru-baru ini, yang menampilkan perbincangan antara Vincent Rompies, Soleh Solihun dan Haris Franky.

Soleh Solihun, yang dikenal dengan pandangannya yang kritis, membuka percakapan dengan menyatakan bahwa hijrah ke Jakarta bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan di industri kreatif.

Menurutnya, hal yang jauh lebih esensial adalah kemauan untuk bergaul dan membangun koneksi, karena kesempatan besar seringkali lahir dari interaksi tersebut.

"Di industri kreatif, mungkin orang-orang nggak perlu hijrah, tapi perlu bergaul," ujar Soleh Solihun.

Menanggapi hal ini, Haris Franky memberikan analogi menarik dengan membandingkan perjalanan karier seorang musisi dengan sistem kompetisi dalam liga sepak bola.

Baginya, seorang seniman harus terlebih dahulu membuktikan kualitasnya dan menjadi 'raja' di skena musik lokalnya sebelum melangkah ke level yang lebih tinggi di Jakarta.

"Gue ngelihatnya kayak divisi bola gitu. Lo menyelesaikan scene daerah lo dulu, baru lo naik level ke Jakarta," ungkap Haris Franky.

Baca Juga: Sal Priadi Singgung Etika Pencantuman Nama Artis di Line Up Acara Musik

Namun, Soleh Solihun menambahkan sebuah lapisan penting dalam diskusi tersebut, yakni perlunya validasi dari figur-figur yang memiliki kredibilitas di industri musik.

Soleh Solihun (x.com/solehsolihun)

Lelaki berusia 46 tahun itu berpendapat, pengakuan dari seorang tokoh terpercaya seringkali lebih berdampak daripada sekadar popularitas di kota asal.

"Nggak perlu menaklukan kota kelahiran lo, tetapi hanya perlu mendapatkan validasi dari orang yang kredibel," tegasnya.

Ia kemudian menyoroti perlunya pembenahan secara menyeluruh dalam ekosistem musik, di mana peningkatan kualitas tidak hanya menjadi beban musisi semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab industri secara kolektif.

"Bukan hanya musisi yang meningkatkan kualitas, tapi secara industri juga harus berbenah," sambung Soleh.

Sebagai langkah konkret untuk memecah kebuntuan ini, Soleh Solihun melontarkan sebuah gagasan cemerlang yang terinspirasi dari solidnya komunitas stand-up comedy di Indonesia.

Load More