Entertainment / Gosip
Kamis, 18 Desember 2025 | 17:45 WIB
Grup band Wijaya 80 mengadu ke DJKI, setelah salah satu lagunya dipakai untuk kepentingan komersil oleh Pertamina. [Instagram]
Baca 10 detik
  • Grup musik Wijaya 80 melaporkan dugaan pelanggaran hak cipta lagu "Terakhir Kali" ke DJKI pada 17 Desember 2025.
  • Pelanggaran terjadi karena lagu tersebut dipakai sebagai latar video promosi akun resmi Pertamina Patra Niaga di TikTok.
  • Band tersebut menuntut keadilan dan pemenuhan hak ekonomi berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta walau somasi sudah dilakukan.

Suara.com - Grup musik Wijaya 80 tengah meradang, sebab karya lagu mereka digunakan tanpa izin. 

Band tersebut kemudian mengadukan dugaan pelanggaran hak cipta ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada hari Rabu (17/12/2025).

Pemicu masalah ini adalah lagu mereka yang bertajuk "Terakhir Kali".

Lagu tersebut kedapatan dijadikan musik latar dalam video promosi salah satu perusahaan BUMN, Pertamina Patra Niaga.

Kuasa Hukum Wijaya 80, Andhika Jemat, menceritakan awal mula kliennya menemukan pelanggaran ini di platform TikTok.

"Awal mulanya pemakaian lagu tanpa izin di akun TikTok resmi dari Pertamina Patra Niaga," kata Andika Jemat usai melapor kejadian ini pada Rabu, 17 Desember 2025.

"(Lagu) Itu tanpa seizin dari pencipta lagu dan juga dari penyanyi selaku pemilik master, yaitu Wijaya 80," imbuhnya.

Masalah ini menyangkut dua hak penting yakni hak cipta lagu milik Hezky Joe dan hak master rekaman yang dipegang PT Suara Wijaya Abadi.

Eriksen Jayanto, personel Wijaya 80 membantah jika video itu dianggap sekadar konten iseng buatan pengguna atau User Generated Content (UGC).

Baca Juga: Suara Lantang Melly Goeslaw di Senayan: Desak Audit Menyeluruh dan Revolusi Digital di Tubuh LMKN

Menurutnya, video itu jelas-jelas materi iklan yang sudah melewati proses penyuntingan serius oleh pihak perusahaan.

"Sebenarnya bukan dari UGC, jadi memang sudah diedit sama editornya. Memang sudah di-overdub juga. Jadi sengaja di-download, terus diedit ulang," ujar Eriksen.

Isi konten video yang dipermasalahkan itu menampilkan parodi kondisi keuangan orang yang menipis di akhir bulan. 

Di ujung video, terselip pesan ajakan untuk mengunduh aplikasi MyPertamina dengan iringan lagu Wijaya 80.

Pihak band sebenarnya sudah mencoba menempuh jalan damai. Mereka mengaku telah mengirimkan somasi sebanyak dua kali sejak mengetahui kasus ini pada Agustus 2025.

"Sudah melakukan pertemuan juga dengan pihak mereka, tapi ya belum ada hasil yang konkret. Cuma janji-janji aja, (katanya) menunggu diselesaikan dalam waktu dekat biar win-win solution," imbuh Andhika.

Load More