Suara.com - Kebanyakan orang kini gemar menyantap makanan cepat saji setiap hari.
Ini dikarenakan kesibukan mereka yang sedemikian padatnya sehingga mereka membutuhkan sesuatu yang serba cepat. Padahal makanan cepat saji, benar-benar tidak menyehatkan, dan berbahaya bagi kesehatan Anda .
Lantas, apa saja yang menjadi alasan mengapa mengonsumsi makanan cepat saji buruk bagi kesehatan? Berikut penjelasannya:
Obesitas
Junk food atau fast food merupakan penyumbang utama obesitas (kegemukan), yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes dan masalah kesehatan kronis lainnya.
Menurut penelitian, anak-anak yang makan junk food atau makanan cepat saji secara teratur sebagai bagian dari dietnya mengonsumsi lebih banyak lemak, karbohidrat, gula olahan dan kurang serat sehingga menyebabkan kenaikan berat badan dibandingkan mereka yang tidak makan makanan cepat saji secara teratur.
Tingkat kolesterol jahat
Sebagian besar makanan cepat saji mengandung tingkat tinggi lemak jenuh. Mengonsumsi makanan ini secara teratur dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Tingginya kadar kolesterol jahat dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Tak hanya itu, junk food juga mengandung lemak trans yang merupakan jenis yang terburuk dari lemak. Lemak trans dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol jahat dalam darah.
Garam
Banyak makanan cepat saji mengandung kadar garam yang tinggi. Garam meski diperlukan oleh tubuh, tetapi bila kadarnya tinggi atau berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, obesitas, osteoporosis, dan lain-lain. Bahkan para ahli mengatakan, bahwa kanker usus terkait dengan garam yang berlebihan. (Zeenews)
Tag
Berita Terkait
-
Studi Baru Ungkap Pola Makan yang Bisa Menurunkan Berat Badan
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Atap Asbes Bisa Picu Kanker, Ini 5 Alternatif Lain yang Lebih Aman dan Awet
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia