Suara.com - Kanker kulit, adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai. Pada stadium awal, kanker kulit dapat menyebabkan kecacatan sehingga dapat merusak penampilan, bahkan pada stadium lanjut, kanker kulit dapat menyebabkan kematian.
Dr. Gunawan Budisantoso, SpKK, di Jakarta, Selasa (25/4/2013), menjelaskan bahwa kanker ini dapat dideteksi sedini mungkin. Hal ini karena letak dan gejala terlihat secara kasat mata, tepatnya dipermukaan kulit.
Maka, jangan pernah mengabaikan kelainan yang mencurigakan pada kulit Anda. Kelainan-kelainan itu seperti benjolan, tahi lalat dengan permukaan licin atau kasar.
“Jika Anda memiliki tahi lalat, bentuknya simetri, tidak teratur, warnanya gelap kebiruan, ukuran dan ketebalannya bertambah dan permukaannya berubah, itu juga patut dicurigai,” ujarnya. dr.
Luka yang lama kelamaan berupa borok dengan tepi menonjol seperti kawah, warna gelap kebiruan, benjolan yang berkembang dan menjalar seperti kembang kol, terasa nyeri, berbau busuk dan mudah berdarah juga bisa menjadi indikasi awal kanker kulit.
Faktor yang memicu kanker kulit adalah paparan sinar matahari yang berlebihan, kontak dengan bahan kimia yang bersifat karsinogen serta pengaruh radiasi ionisasi. Orang albino, orang berkulit putih dan berambut pirang yang memang kekurangan pigmen, dan riwayat kanker dalam keluarga juga lebih berisiko terkena kanker kulit.
“Pemeriksaan dilakukan secara teratur sehingga setiap perubahan pada kulit dapat terdeteksi sedini mungkin. Interval waktu enam bulan sekali sudah cukup untuk orang berkulit sawo matang. Anda juga bisa lebih sering menggunakan sun block jika ingin keluar rumah. Ini sangat penting,” saran Gunawan.
Dijelaskan ada tiga jenis kanker kulit, yakni karsinoma eel basal, karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna.
Karsinoma sel basal (KSB) adalah jenis kanker kulit yang paling sering ditemukan. Kanker ini tidak akan menyebar ke bagian tubuh lain melalui darah. Hanya pada daerah yang terkena saja. Pertumbuhannya juga lambat,” jelasnya.
Biasanya, lanjut Gunawan, KSB mengenai wajah dan leher pasien. penderita juga lebih banyak berasal dari orang berkulit putih yang memiliki pigmen yang kurang, dan sering terpapar sinar matahari.
Sedangkan karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah kebalikan dari KSB. Jenis kanker ini lebih cepat tumbuh dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui darah. Biasanya penderita mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.
“Biasanya terdapat pada bibir bagian bawah, lidah, hidung, vulva, daerah peralihan antara mukosa dan kulit,” jelas Gunawan.
Jenis terakhir ialah melanoma maligna, adalah yang paling ganas. Namun tak perlu khawatir, kanker kulit jenis ini memang paling jarang ditemukan.
“Selama 27 tahun menjadi dokter kulit, saya hanya menemukan tiga pasien dengan kanker kulit jenis ini,” pungkasnya. Gunawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter