Suara.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa orang yang menggunakan ponsel secara intensif atau berlebihan sangat rentan terhadap kanker otak.
Seperti dilansir dari Guardian, temuan terkini yang didapat oleh ilmuwan Prancis menunjukkan bahwa orang-orang yang menggunakan ponsel selama lebih dari 15 jam setiap bulan selama lima tahun rata-rata berisiko dua hingga tiga kali lebih besar terkena glioma dan meningioma tumor ketimbang mereka yang jarang menggunakan ponsel.
Studi yang muncul dalam edisi terbaru jurnal British Occupational and Environmental Medicine , merupakan studi terbaru yang mengeksplorasi tentang keamanan ponsel terhadap kesehatan manusia.
Selama 15 tahun terakhir sebagian besar penelitian telah gagal memunculkan kesimpulan dengan baik, meskipun beberapa penelitian telah menyatakan adanya hubungan antara glioma dan penggunaan intensif ponsel dalam jangka panjang.
"Penelitian kami adalah bagian dari tren itu, tetapi hasilnya harus dikonfirmasi," kata Isabelle Baldi dari University of Bordeaux di Prancis, yang mengambil bagian dalam studi ini.
Pada tahun 2011, International Agency for Research on Cancer (IARC) mengatakan bahwa frekuensi radio yang digunakan oleh ponsel berpotensi sebagai karsinogenik (zat pemicu kanker).
Namun, para peneliti telah menghadapi beberapa tantangan, termasuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang penggunaan telepon dalam kehidupan nyata, setelah memfilter faktor gaya hidup seperti merokok yang memperkuat risiko kanker dan mempertimbangkan perubahan teknologi ponsel.
Studi baru melihat 253 kasus glioma dan 194 kasus meningioma dilaporkan dalam empat departemen Prancis antara tahun 2004 dan 2006.
Pasien-pasien ini cocok dengan 892 orang dari kelompok "kontrol" atau orang sehat yang diambil dari populasi umum dalam upaya untuk menemukan perbedaan antara dua kelompok.
Hasil pengamatan dari dua kelompok tersebut menemukan bahwa risiko lebih tinggi di antara mereka yang menggunakan ponsel secara intensif, terutama di kalangan orang yang menggunakan ponsel untuk urusan pekerjaan. Durasi yang digunakan dalam kategori ini berkisar antara dua dan 10 tahun, dengan rata-rata penggunaan ponsel selama lima tahun.
Namun studi ini juga mengakui bahwa sulit untuk mengamati efek dari ponsel karena kemajuan teknologi ponsel terus berkembang.
Berita Terkait
-
Klarifikasi Komdigi soal Viral Wacana Balik Nama Jual Beli HP Mirip Motor: Sifatnya Sukarela
-
Editan Foto AI Ungkap Perjalanan Luar Biasa Wanita Ini Melawan Kanker Tulang Viral di Media Sosial!
-
BAFLIONSRUN 2025: Sport Tourism dengan Misi Mulia untuk Pejuang Kanker Anak
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?