Suara.com - Penyakit diare biasanya banyak terjadi usai Lebaran. Keluhan ini rentan terjadi lantaran banyak orang yang merayakan Lebaran menyantap makanan secara tidak terkendali.
"Biasanya usai Lebaran, kasus diare di sejumlah daerah meningkat karena banyak warga yang makannya tidak terkendali dan menyantap makanan yang ada di meja makan saat silaturahim ke sanak saudara," kata Kepala Humas Dinkes Jember, Yumarlis di Jember, Jawa Timur, Jumat (1/8/2014).
Ia mengatakan, jumlah penderita diare selalu meningkat pascalebaran setiap tahun, sehingga pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan rumah sakit dipadati pengunjung yang hendak berobat jalan.
Menurut Yumarlis, penyebabnya penyakit tersebut adalah perubahan pola makan.
Biasanya, lanjut dia, seseorang menyantap makanan yang dihidangkan pada saat Idul Fitri yang cenderung mengandung santan, sehingga perut yang awalnya terbiasa berpuasa menjadi kaget dengan banyaknya makanan yang dicerna saat Lebaran.
"Saya imbau tetap mengontrol makanan yang tersaji di meja makan karena kondisi lambung usai Lebaran masih dalam proses menyesuaikan diri setelah berpuasa," imbuh Yumarlis.
Gangguan pencernaan, kata dia, bisa terjadi karena pencernaan seseorang sebelumnya menjalani puasa kemudian mengonsumsi berbagai macam makanan dan minuman dalam jumlah yang berlebihan.
"Biasanya gejala yang menyebabkan masalah pencernaan, seperti sakit perut, mulas, nyeri, dan kembung yang berujung pada masalah buang air besar berlebihan dan menyebabkan diare," ujarnya.
Kendati demikian, kata dia, banyak orang yang mengabaikan penyakit diare karena penyakit tersebut tidak menyebabkan risiko kematian dan mereka akan ke puskesmas atau rumah sakit kalau sudah dalam kondisi diare yang kritis. (Antara)
Berita Terkait
-
Akses Air Bersih dan Sanitasi Sekolah yang Minim Jadi Ancaman Buat Kesehatan Anak
-
Baru Akan Masuk Asrama, 5 Calon Haji di NTB Malah Diare Karena Nasi Kotak
-
Hipertensi sampai Kolesterol, Waspadai 6 Penyakit yang Rentan Terjadi saat Lebaran
-
Risiko Cuaca Ekstrem, Guru Besar FKUI Ingatkan Bahaya Penyakit Diare Sampai ISPA
-
Mengenal Syndromic Testing, Optimasi Penanganan Pasien Diare
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas