Jangan pernah menganggap sepele kecukupan asupan cairan tubuh. Apalagi mengabaikan rekomendasi untuk mengonsumsi delapan gelas air setiap hari. Karena menurut para pakar, kekurangan air 1 persen dari bobot tubuh bisa mengganggu kerja otak dan kemampuan berpikir.
"Sedangkan kekurangan 2 persen air dari berat badan bisa menyebabkan penurunan konsentrasi dan daya ingat sesaat. Hal ini akan berdampak buruk pada kecerdasan dan kinerja seseorang," ujar Prof Hardinsyah, ahli gizi dan pangan IPB pada temu media 'Indonesian Hydration & Health Conference (IH2C) di Jakarta, Rabu (16/3/2016).
Hal ini terjadi, lanjut dia, karena hampir sebagian besar komposisi otak terdiri dari cairan. Sehingga ketika asupan cairan tidak dipenuhi, gangguan fungsi kognitif pada otak pun akan terjadi.
"Asupan oksigen ke otak menjadi berkurang. Akibatnya sel otak menjadi tidak aktif dan berkembang sehingga mengganggu fungsi kognitif yang membuat seseorang jadi lemot atau tidak fokus," lanjutnya.
Penyebabnya bisa saja karena kurangnya asupan minum dan pengeluaran cairan secara berlebih karena suhu dan aktivitas yang tinggi. Hardinsyah pun menambahkan selain menurunkan kemampuan berpikir, kurang minum atau dehidrasi bisa menurunkan stamina, produktivitas kerja dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja.
"Kalau yang kerja di kantor usahakan untuk cukupi kebutuhan air 2-3 liter sesuai anjuran. Jangan tunggu sampai haus. Kalau perlu setiap 30 menit atau 1 jam minum satu gelas air," pungkasnya.
Sementara orang-orang pekerja lapangan yang rentan mengalami dehidrasi membutuhkan asupan air yang lebih besar ketimbang mereka yang bekerja di ruangan.
"Kalau kerja di daerah panas dengan aktivitas yang berat bisa kebutuhan airnya bisa sampai 3-4 liter atau setara dengan 16 gelas air minum," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
5 Parfum dengan Aroma Minuman, Mulai dari Teh Melati hingga Mocktail Segar
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Lamban Lindungi Rakyat dari Rokok dan Gula, 32 Organisasi Desak Pemerintah Tegakkan PP Kesehatan
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?