Suara.com - Dari sekian banyak makanan yang selama ini dianggap tak sehat atau bisa bikin gemuk, ternyata ada beberapa makanan yang sebenarnya baik bagi kesehatan tubuh.
Pedoman gizi dan nutrisi dalam dunia kesehatan pangan yang terus mengalami perubahan dari satu penelitian ke lainnya, membuat kita harus mengetahui informasi terkini tentang makanan apa saja yang sehat dan tidak.
Berikut lima makanan yang pernah dicap buruk bagi kesehatan, tetapi kini terbukti bermanfaat, seperti yang dirangkum oleh HelloSehat.com.
1. Kuning telur
Kuning telur telah lama dipercaya tinggi kandungan kolesterolnya. Itu artinya, mengonsumsi kuning telur diklaim akan membantu kenaikan kadar kolesterol yang menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung.
Selain itu, telur juga akrab dengan mitos penyebab jerawat dan bisul. Namun penelitian terbaru menemukan bahwa lemak jenuh adalah kontributor utama dari kesehatan jantung yang buruk — bukan kolesterol alami dalam makanan (telur).
Kebalikannya, kolesterol alami merupakan faktor minor (atau malah bukan faktor sama sekali) dari lonjakan kolesterol darah pada sebagian besar orang. Dan, sejumlah studi telah membuktikan bahwa tidak ada hubungan nyata antara telur dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Memang, telur tinggi kolesterol (184 mg untuk satu buah kuning telur), tapi telur termasuk rendah akan lemak jenuh — hanya 1,6 gram dalam kuning telur.
Dilansir dari Live Science, Walter Willet, profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard’s School of Public Health, menyatakan bahwa peningkatan kolesterol darah dalam tubuh akibat sebuah telur dalam satu hari luar biasa kecil dan dapat dengan mudah tertutupi dengan aspek kebaikan lain dari telur.
Telur kaya akan protein (3 gram dalam kuning telur). Selain itu, telur juga mengandung sederet nutrisi penting, mulai dari vitamin B12 dan D, fosfor, riboflavin, selenium, folat, hingga kolin. Kolin berfungsi sebagai pendorong metabolisme tubuh dan menonaktifkan gen lemak perut — yang sebenarnya bisa membantu Anda tetap langsing, sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, tidak ada penelitian ilmiah yang berhasil menghubungkan bisul sebagai akibat dari konsumsi telur. Bisul bernanah merupakan peradangan pada kulit yang terlokasisasi akibat interaksi bakteri Staphylococcus aureus dan sel darah putih.
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!