Suara.com - Setelah berusia diatas lima tahun, banyak orangtua mengeluh susahnya membujuk sang anak mengonsumsi sayur. Padahal, sayur merupakan sumber serat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan anak untuk menopang tumbuh kembangnya.
Ada banyak penyebab mengapa anak kurang menyukai sayur. Menurut ahli gizi Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, pola pemberian makanan pendamping ASI yang salah, menjadi salah satu penyebabnya.
"Ketika anak usia 6 bulan ke atas atau memasuki masa MPASI, seringkali orangtua memberi makanan campur aduk jadi satu seperti nasi tim. Hal ini membuat anak tidak bisa mengenal rasa makanan satu per satu, sehingga ketika diberi makanan tertentu seperti sayur, anak cenderung menolaknya," ujar dia pada temu media peringatan 'Hari Obesitas Sedunia' di Jakarta, Senin (31/10/2016).
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa sebaiknya para orangtua menerapkan metode 'finger food' kepada anak, dalam mengenalkan bagaimana rasa daun bayam, buncis, ayam, dan buah-buahan satu per satu.
"Sehingga otak anak akan merekam, oh ini toh rasa bayam, ini rasa buncis, ini rasa hati ayam, dan begini rasa buah apel. Nantinya, anak tidak menolak ketika ia diberikan makanan tersebut pada usia selanjutnya hingga dewasa," tambahnya.
Lalu bagaimana cara menerapkan metode 'finger food' ini? Rita mengatakan, ketika anak berusia 8 bulan, dimana sedang rajin mengeksplor benda-benda di sekitarnya untuk dimasukkan ke mulut, ibu bisa meletakkan sayuran dan buah yang telah dipotong seukuran jari anak di sekitar area bermainnya.
"Misalnya ibu meletakkan wortel rebus, nanti anak nggak sadar yang dia masukkan ke mulut itu wortel. Mungkin saat dia merasakan rasa wortel yang tidak enak, dia akan melepeh. Tapi bayi itu cepat lupa, jadi dia nggak sadar akan mengambil lagi dan merasakannya, hingga otak merekam dan mengenal rasa wortel tersebut," imbuhnya.
Pada gilirannya, tambah Rita, ketika anak beranjak besar, anak sudah mengenal rasa berbagai macam sayuran, buah, dan bahan pangan lainnya, sehingga tidak menolak ketika diberikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental