Suara.com - Tahukah Anda bahwa obat-obatan berbentuk tablet atau kapsul yang dijual di pasaran kebanyakan merupakan produk farmasi berbahan kimia? Itu sebabnya, konsumsi obat-obatan ini dalam jangka panjang, termasuk untuk pengobatan penyakit tertentu, bisa memicu komplikasi lainnya sebagai efek samping.
Untuk meminimalisir efek samping dan menekan biaya produksi, perusahaan farmasi dunia berlomba memproduksi obat biosimilar. Di Indonesia, PT Kalbio Global Medika, anak perusahaan PT Kalbe Farma, memproduksi obat biosimilar sekaligus bahan baku pembuatannya.
Direktur Pengembangan Bisnis PT Kalbe Farma Tbk Sie Djohan menjelaskan beberapa keunggulan obat biosimilar dibandingkan obat biasa.
"Efek sampingnya minim, efektivitas lebih ampuh dan harga bahan baku lebih rendah sehingga harganya juga lebih murah," ujarnya pada temu media di Pabrik Kalbio Global Medika, Cikarang, Selasa (20/12/2016).
Lebih lanjut Djohan menjelaskan, pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan tersebut begitu terasa bahkan tak jarang memperburuk kondisinya. Hal ini, lanjut Djohan, disebabkan karena kandungan pada obat-obatan kemoterapi berbahan kimia yang tergolong toksik bagi tubuh.
"Untuk itulah ada obat biosimilar sebagai alternatif lainnya yang memiliki efek samping jauh lebih rendah," ujarnya.
Efek samping pada penggunaan obat biosimilar, lanjut Djohan, bisa ditekan karena umumnya molekul secara alami juga ada di tubuh manusia.
"Cuman dalam kondisi tertentu, seperti saat menderita kanker kita butuh molekul itu lebih banyak sehingga butuh ditambah dari luar. Karena tidak ada toksin di dalam obat biosimilar, jadi efek sampingnya minimal," ujar dia.
Pada proses pembuatan obat biosimilar, industri farmasi menggunakan metode bioteknologi yang memproses sel makhluk hidup yang komplek hingga dihasilkan molekul sebagai bahan baku obat.
"Dalam prosesnya bagaimana kita bisa bikin sel, tumbuh dengan riang gembira. Kita butuh proses untuk mengoptimalkan kultur. Begitu juga dengan teknologi purifikasi bagaimana bisa memurnikan molekul yang kita inginkan," tambah dia.
Jika obat-obatan kimia produk farmasi klasik berbentuk tablet atau kapsul, obat biosimilar dikemas dalam bentuk injeksi. Sehingga pasien yang menggunakan obat-obatan biosimilar bisa langsung menyuntikkannya ke dalam tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja