Suara.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersikukuh menolak dicanangkannya program studi kedokteran baru setara spesialis yakni Dokter Layanan Primer (DLP).
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Dr. dr. Oetama Marsis SpOG, mengatakan bahwa kehadiran prodi baru DLP justru hanya memboroskan anggaran.
"IDI menolak Dokter Layanan Primer. Kalau buat program studi baru berdasarkan asumsi habiskan anggaran sebaiknya dibatalkan. Karena di negara lain pun tidak ada satu negara di dunia yg memiliki gelar DLP atau primary care physician," ujarnya pada temu media di Kantor PB IDI, Jakarta, Rabu (11/1/2017).
Prof Marsis menilai bahwa dokter layanan primer belum dibutuhkan di Indonesia. Bahkan hasil riset BPJS Kesehatan pun mengungkap bahwa 80 persen penyakit dapat dilayani di fasilitas pelayanan primer oleh dokter umum.
"Permasalahan yang kita hadapi saat ini adalah ketidakcukupan dokter dan dokter spesialis serta distribusinya yang belum merata. Jadi, yang harus kita lakukan sebenarnya meningkatkan kualitas lulusan dokter dan memperbaiki distribusi kesehatan antar wilayah yang sangat jomplang," tambahnya.
Sementara itu, Dr. Muhammad Akbar, Sp. S (K), Ph.D, Ketua Bidang Kajian dan Advokasi Kebijakan Pendidikan Kedokteran Masa Kini dan Mendatang menilai, program Dokter Layanan Primer salah sasaran.
Ia berpendapat, daripada menggelontorkam biaya triliunan rupiah untuk menggodok program studi ini, lebih baik para dokter umum ditingkatkan keilmuannya melalui pengembangan pendidikan keprofesian berlanjut (P2KB).
"Jadi, dokter yang telah selesai pendidikan harus meng-update ilmunya melalui P2KB untuk menambah kekurangan kompetensi melalui penyempurnaan kurikulum dokter sesuai masing-masing spesialisnya. Tapi tentu saja hal ini perlu dukungan sarana dan prasarana, diagnostik, serta distribusi yang merata," pungkas Muhammad Akbar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama