Suara.com - Industri minyak kelapa sawit senilai 44 miliar dolar AS sedang dalam tekanan di Eropa setelah otoritas setempat memasukkan mereka dalam daftar makanan yang berisiko memicu kanker. Kini industri minyak kelapa sawit ini mendapat pembelaan dari produsen selai cokelat ternama, Nutella.
Perusahaan Ferrero yang memproduksi Nutella telah membuat pernyataan publik atas posisinya membela produsen bahan makanan yang kini diboikot di sejumlah negara. Bahkan pihaknya baru-baru ini meluncurkan kampanye untuk meyakinkan publik bahwa Nutella aman untuk dikonsumsi.
Seperti diketahui bahwa pembuatan selai cokelat yang fenomenal itu bergantung pada minyak kelapa sawit untuk menghasilkan tekstur yang lembut dan tahan lama.
Sebenarnya ada alternatif lain dari minyak kelapa sawit yakni minyak bunga matahari, namun pihak Ferrero berkilah bahwa bahan tersebut bisa mengubah karakter Nutella dan mereka tak mau menanggung rugi.
"Memproduksi Nutella tanpa minyak kelapa sawit bisa menghasilkan produk yang kualitasnya kurang baik dibandingkan Nutella yang ada saat ini, dan ini adalah sebuah kemunduran," ujar manajer pembelian Ferrero, Vincenzo Tapella pada Reuters.
Upaya untuk mengganti minyak kelapa sawit dengan alternatif lainnya diyakini juga akan berdampak pada bidang ekonomi, karena seperti diketahui, minyak kelapa sawit merupakan minyak sayur paling murah yakni sekitar 800 dolar AS per ton dibandingkan minyak bunga matahari yang harganya mencapai 845 dolar AS, dan minyak kanola seharga 920 dolar AS.
Ferrero menggunakan 185 ribu ton minyak kelapa sawit per tahun, dimana mengganti bahan ini dengan alternatif lainnya dapat menjebol anggaran ekstra sebanyak 8-22 milar dolar AS per tahun.
Sementara itu, Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) pada Mei lalu mengatakan bahwa minyak kelapa sawit bersifat karsinogenik dibandingkan minyak lainnya saat dipanaskan pada suhu diatas 200 derajat celcius. Dalam artian penggunaan minyak kelapa sawit dalam pengolahan makanan bisa memicu kanker.
Namun EFSA tidak melarang konsumen untuk berhenti mengonsumsinya dan merekomendasikan studi lanjutan untuk menakar tingkat risiko karsinogenik. Begitu juga dengan Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat yang tidak memberlakukan larangan penggunaan minyak kelapa sawit dalam produksi makanan.
Isu karsinogenik pada minyak kelapa sawit bermula dari aksi boikot supermarket ternama Coop terhadap produk-produk berbahan minyak kelapa sawit berdasarkan studi EFSA mengenai risiko kanker pada minyak sayur jenis ini. Aksi boikot ini kemudian diikuti produsen Barilla yang menyebut bahwa produknya bebas minyak kelapa sawit.
Pada dasarnya, pengolahan minyak kelapa sawit dalam suhu 200 derajat celcius diperlukan untuk menetralisasi bau minyak kelapa sawit. Namun Ferrero memastikan pihaknya menggunakan metode tertentu sehingga proses pengolahan minyak kelapa sawit bisa dilakukan pada suhu dibawah 200 derajat celcius sehingga meminimalisir risiko karsinogenik.
"Minyak kelapa sawit yang digunakan Ferrero aman karena bersumber dari buah yang baru saja dipetik dan diproses melalui suhu yang terkontrol," ujar Tapella membela diri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa