Suara.com - Data yang dikeluarkan Konsil Kedokteran Indonesia pada Desember 2015 lalu menunjukkan bahwa praktik dokter spesialis hanya terpusat di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Untuk memeratakan pelayanan kesehatan oleh dokter spesialis di daerah, ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis.
Peraturan presiden tersebut mewajibkan para dokter spesialis lulusan perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi luar negeri untuk mengabdi di daerah yang kekurangan dokter spesialis.
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, drg Usman Sumantri, Msc mengatakan, kewajiban penempatan dokter spesialis di daerah, juga dibarengi dengan pemberian insentif yang sepadan dan fasilitas rumah dinas selama bertugas.
"UU mengatakan, pemerintah wajib mengatur penempatan dokter spesialis. Kita tidak hanya menempatkan tapi juga ada imbalan untuk insentif mereka," ujar Usman pada temu media di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Peserta program wajib kerja dokter spesialis (WKDS) sendiri, kata dia, terdiri dari peserta mandiri yang membiayai pendidikan sendiri dan penerima beasiswa pendidikan. Usman mengatakan, peserta WKDS mandiri hanya diwajibkan praktik di rumah sakit milik pemerintah pusat atau daerah selama satu tahun.
"Jadi yang peserta WKDS mandiri lebih cepat daripada yang menerima beasiswa, karena penerima beasiswa akan dilaksakan sesuai peraturan perundang-undanan. Misalnya dia lulus program dokter spesialis 2 tahun, bisa saja ketentuannya dia wajib mengabdi di daerah selama dua tahun," tambah dia.
Mekanisme pelaksanaan WKDS ini, tambah Usman, akan dimulai dari usulan daerah yang membutuhkan dokter spesialis. Kemudian tim akan memvisitasi rumah sakit yang kekurangan dokter spesialis, apakah layak mendapatkan bantuan dokter spesialis.
"Jadi tim akan melihat apakah sarana dan prasarana sudah siap. Misalnya, kita kirim dokter spesialis obgyn tapi ruang operasi di RS nggak ada kan percuma. Lalu dilihat juga apakah fasilitas seperti rumah dinas sudah tersedia. Kalau hasil rekomendasi vitasi sudah keluar maka akan ditempatkan di RS dan disertai penetapan dengan SK Menteri Kesehatan," ujar dia.
Baca Juga: Tahun Ini PC Microsoft Bakal Tampil Lebih Keren?
Untuk sementara, Usman mengatakan, baru lima lulusan baru kedokteran spesialis yang diwajibkan mengikuti program WKDS ini, yakni spesialis penyakit dalam, spesialis bedah, spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis anak, spesialis anestesi dan terapi intensif.
"Kenapa 5 spesialis ini, karena berhubungan dengan penyelamatan nyawa. Kalau program sudah berjalan dan ada kebutuhan untuk spesialis lain, kita akan rencanakan selanjutnya," pungkas dia.
Rencananya, sebanyak 127 dokter spesialis peserta WKDS angkatan pertama akan ditempatkan mulai awal Maret mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara