Suara.com - Di Indonesia ada sebagian masyarakat yang didiagnosis mengidap penyakit langka. Sebanyak 75 persen penderitanya adalah anak-anak dan 30 persen di antaranya anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Menanggapi hal tersebut Ketua Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif SpA (K) mengatakan bahwa penyakit langka disebabkan oleh kelainan genetik.
Gejala yang muncul menyerupai penyakit lain sehingga menyulitkan diagnosis awal penyakit langka dan berdampak pada kesalahan diagnosis dan perawatan.
"Biasanya baru terdiagnosis penyakit langka setelah konsultasi lebih dari 1 dokter. Di Indonesia sendiri belum punya fasilitas diagnosis penyakit langka," ujarnya pada temu media 'Peringatan Hari Penyakit Langka' di Jakarta, Selasa (28/2/2017).
Karena disebabkan oleh faktor genetik, Damayanti mengatakan bahwa ada peran gen penyakit langka dari ayah atau ibu yang kemudian diturunkan pada anak. Namun jika tak ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit ini, ia menganjurkan untuk menghindari perkawinan sedarah.
"Jangan menikah dengan saudara yang satu eyang. Kalau satu buyut, risiko kecil," tambah dia.
Sedangkan pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit langka, maka risiko penyakit ini bisa dicegah dengan program bayi tabung. Melalui program ini, kata Damayanti, dokter akan memilih sel sperma atau sel telur dengan kondisi terbaik sehingga tidak menurunkan risiko penyakit tertentu pada anak.
"Jadi, bukan berarti nggak boleh menikah, tapi ya ada pencegahan sehingga anaknya nggak mengalami penyakit langka," tambah dia.
Salah satu jenis penyakit langka yang kerap ditemui Damayanti adalah mucopolysaccharidoses (MPS). Pasien MPS mengalami kelainan genetik tubuh sehingga tidak memiliki enzim yang dibutuhkan untuk mencerna protein. Sebagai pengobatan dibutuhkan susu formula khusus yang masih diimpor dari negara-negara maju.
Baca Juga: Tak Ada Orang Ketiga, Evelyn Cinta Mati Kepada Aming
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis