Suara.com - Di dunia, diperkirakan enam persen bayi atau sekitar 7,9 juta bayi lahir dengan kelainan bawaan. Di Indonesia, kelainan bawaan menyumbang tujuh persen kematian pada balita.
Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, dr Eni Gustina MPH, mengatakan bahwa dari 494 kasus kelainan bawaan di Indonesia yang dilaporkan hingga Desember 2016 lalu, kelainan Congenital Talipes Equino-Varus (CTEV) atau juga disebut dengan kaki O pada masyarakat awam, menempati kasus terbanyak di Indonesia yakni sekitar 102 kasus (20,6 persen).
Disusul kemudian dengan kelainan Neural Tube Defects atau cacat bawaan di mana tabung saraf tidak dapat menutup dengan sempurna dan bibir sumbing sebanyak 99 kasus (20%), Omphalochele sebanyak 58 kasus (11,7%), Atresia Ani atau lahir tanpa anus sebanyak 50 kasus (10,1%), dan Gastroschisis atau kelainan pada dinding perut sebanyak 27 kasus (5,5%).
"Data ini hanya mencakup orangtua yang melaporkan kelainan bawaan anaknya di 19 rumah sakit surveilans kelainan bawaan di Indonesia. Yang tidak melaporkan karena malu anaknya cacat sejak lahir, belum ketahuan berapa. Padahal data ini penting, agar bisa ditentukan intervensi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat kelainan bawaan," ujar dr Eni pada temu media di Jakarta, Senin (20/3/2017).
Menurut Eni, penyebab dari kelainan bawaan pada bayi di Indonesia dipengaruhi berbagai hal, seperti faktor sosio ekonomi, perkawinan saudara, infeksi sifilis atau rubella selama kehamilan, nutrisi, serta paparan bahan kimia seperti asap rokok, polusi udara, alkohol, obat-obatan, bahkan pestisida.
"Jadi jika 2012 lalu penyebab kematian balita kebanyakan disebabkan karena infeksi, pneumonia dan campak, sekarang trennya berubah lebih ke kelainan bawaan yang menyumbang 90 persen kematian pada bayi berusia 0-28 hari," tambah dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia