Suara.com - Diabetes adalah salah satu penyakit kronik, yang sampai saat ini masih belum bisa disembuhkan. Karenanya, para penderitanya harus melakukan pengobatan jangka panjang, untuk mengontrol gula darah bahkan mereka harus melakukan pengobatan seumur hidup.
Sayangnya, data menunjukkan rata-rata setengah dari pasien diabetes, baik diabetes tipe 1 (DM1) dan diabetes tipe 2 (DM2) sering menghentikan pengobatan dalam waktu 12 bulan sejak mereka memulai pengobatan.
Hal ini masih ditambah dengan malas konsultasi ke dokter untuk sekadar memantau gula darah. Bahkan, menurut Dr. Benny Santosa, SpPD-KEMD, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dari RS Gading Pluit, mereka yang tidak melanjutkan pengobatan justru yang latar belakang pendidikannya tinggi.
"Setelah pengobatan, dikontrol, dicek terus gula darahnya, terus mereka akhirnya normal lagi, langsung berhenti minum obat atau berhenti mengontrol pola makan, pola hidup. Terus datang lagi dengan gula yang sudah 400. Ini sangat menjengkelkan," ungkapnya.
Belum lagi, lanjut Dr. Benny, adanya kekhawatiran pasien, mendengar berbagai informasi dari lingkungan sekitar, bahwa obat-obatan yang mereka minum setiap hari bisa merusak ginjal atau liver, sehingga mereka berhenti minum obat.
Ketidakpatuhan pasien dalam berobat inilah yang, lanjut Dr. Benny yang membuat diabetes menjadi tidak terkontrol. Padahal sebenarnya, Obat-obatan bermanfaat membantu mencapai target gula darah.
"Mereka takut akan efek samping dari obat. Tapi lupa kalau penyakitnya tidak diobati dengan baik, malah bisa mengganggu fungsi organ, bukan hanya ginjal atau jantung, tapi juga kebutaan dan amputasi. Komplikasi justru muncul kalau mereka berhenti minum obat," lanjut dia.
Setiap dokter, kata Dr. Benny pasti sudah memiliki pertimbangan sebelum meresepkan obat pada para pasiennya, khususnya para pasien diabetes. Jadi, sebaiknya tak usah khawatir dengan mengonsumsi obat-obatan untuk mengontrol gula darah, baik oral maupun suntik insulin, karena sudah sesuai anjuran dokter.
Selain obat-obatan, pasien diabetes juga harus mulai untuk mengubah gaya hidupnya, baik dari pola makan dan rajin melakukan aktivitas fisik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis