Suara.com - Stroke yang pernah diderita pelawak Cahyono merupakan salah satu penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia. Orang-orang yang usianya lebih dari 65 tahun paling berisiko terkena stroke.
Namun kini stroke banyak pula dialami oleh kalangan muda bahkan anak-anak. Pergeseran usia penderita stroke ini terjadi, karena gaya hidup masyarakat modern yang cenderung tak sehat. Misalnya, kurang olahraga, banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula, merokok dan alkohol.
Nah, agar Anda terhindar dari penyakit tersebut, selain harus menghindari kebiasaan buruk dan menerapkan gaya hidup sehat, tak ada salahnya mencoba saran dari para peneliti.
1. Konsumsi Sebutir Telur Setiap Hari
Mengonsumsi satu telur per hari bisa pangkas risiko stroke sampai 12 persen, demikian hasil satu studi yang didanai oleh American Egg Board.
Temuan tersebut dilandasi atas kajian sistematis dan meta-analisis atas studi yang berawal antara 1982 dan 2015, yang menilai hubungan antara telur dan penyakit jantung koroner (276.000 subjek) dan stroke (308.000 subjek).
Studi itu mendapat bahwa konsumsi satu telur per hari tak memiliki kaitan dengan penyakit jantung koroner, tapi ada pengurangan 12 persen dalam risiko stroke.
Penyelidik utama Dominik Alexander dari US EpidStat Institute mengatakan penelitian lain diperlukan untuk memahami hubungan antara konsumsi telur dan risiko stroke.
"Namun, telur memang memiliki sumbangan positif nutrisi positif, termasuk anti-oksidan, yang telah diperlihatkan mengurangi tekanan oksidatif dan radang," kata Alexander, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
"Telur juga adalah sumber protein luar biasa, yang telah berkaitan dengan tekanan darah yang lebih rendah," sambungnya.
Satu telur besar diperkirakan berisi enam gram protein berkualitas tinggi dan antioksidan lutein serta zeaksantin --yang ditemukan di dalam kuning telur-- serta vitamin E, D dan A, kata studi itu.
Penelitian tersebut, katanya, memberi dukungan lebih lanjut buat perubahan di dalam jurnal yang disiarkan belum lama ini, 2015 Dietary Guidelines for Americans, yang telah menghapuskan batasan kolesterol makanan dan sekarang meliputi konsumsi rutin telur di kalangan pilihan protein ramping.
Studi itu, yang disiarkan di Journal of the American College of Nutrition, didanai oleh American Egg Board, satu kelompok penelitian dan promosi buat industri telur
AS.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif