Suara.com - Stroke merupakan pembunuh diam-diam. Orang yang terkena stroke biasanya akan mengalami gejala lumpuh baik menyeluruh atau sebagian hingga mulut mencong yang dalam bahasa medis disebut mulut pero.
Sayangnya pengetahuan yang kurang akan penanganan stroke membuat penderitanya kehilangan kesempatan untuk kembali normal. Pasalnya, menurut dokter spesialis bedah saraf dari RS Premier Jatinegara, Wismaji Sadewo, penderita stroke memiliki waktu terbatas yakni enam jam untuk mengonsultasikan kondisinya ke dokter.
"Salah satu penanganan stroke karena sumbatan adalah DSA (Digital Substraction Angiography). Tapi ini hanya punya batas waktu hingga enam jam. Kalau lewat dari enam jam sel-sel di otak sudah rusak sehingga lumpuh menetap atau sulit kembali normal," ujar dia pada temu media 'Center of Excellence Update' di Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Wismaji menambahkan, melalui metode DSA, dokter bisa mendapat gambaran yang tepat mengenai kondisi pembuluh darah di otak sekaligus memberikan penanganan. Pada kasus stroke karena sumbatan, aliran darah akan terhambat sehingga otak tidak mendapatkan oksigen atau glukosa.
"Jadi melalui DSA kita bisa masukkan oksigen atau glukosa lewat kateter yang memasuki pembuluh darah di paha lalu sampai ke otak. Pembuluh darah yang tadinya sempit jadi lancar, yang tadinya pasien saya lumpuh selama dua jam, bisa jalan lagi seketika," tambah dia.
Pengobatan melalui teknik DSA ini, kata Wismaji, juga disebut dengan prosedur endovascular. Selain cepat, metode ini juga tidak melibatkan pembedahan sehingga minim efek samping.
"Dokter tidak melalukan pembedahan jaringan lunak. Untuk mencapai daerah yang paling dalam sekalipun yang bahkan tidak bisa dicapai pisau bedah, bisa kita lakukan dengan DSA ini. Asal ya itu tadi, tindakan harus segera dilakukan maksimal enam jam pasca serangan," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara