Suara.com - Pernahkah Anda merasakan pegal di bagian tengkuk leher disertai dengan nyeri kepala yang tak diketahui penyebabnya? Jika ya, maka bisa jadi Anda mengalami kondisi darah kental.
Disampaikan ahli gizi dari Universitas Indonesia, Rita Ramayulis, dahulu kondisi darah kental lebih disebabkan faktor keturunan yang jumlahnya hanya berkisar satu persen. Namun, kini dengan pola makan yang tak beraturan, prevalensi darah kental mencapai 50 persen.
"Kondisi darah kental terjadi karena banyak partikel di darah sehingga tidak bisa beredar ke seluruh tubuh. Penyebabnya kalau dulu faktor keturunan, sekarang lebih dipicu gaya hidup seperti terlalu banyak makanan manis dan gorengan," ujar Rita dalam talkshow yang dihelat Gramedia di Neo Soho Mall Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Dia mengungkapkan, kondisi ini menempatkan seseorang pada risiko tinggi mengidap serangan jantung hingga stroke yang diawali keluhan sederhana seperti pusing, napas tersengal-sengal hingga berat di bagian leher.
Untuk menormalkan kembali aliran darah, Rita menganjurkan diet rendah energi, seimbang dan teratur (REST). Cukup dengan melakukan diet ini selama 21 hari, Rita mengatakan, kondisi darah kental bisa teratasi.
"Minum air putih sebenarnya bisa membantu mengencerkan darah, cuma kan nggak semua orang suka dengan air putih. Untuk menyiasatinya bisa dengan infused water yang diminum dua liter setiap hari," ungkap dia.
Untuk pola makannya, terbagi dalam tiga pekan pelaksanaan diet. Minggu pertama diisi dengan konsumsi makanan mengandung protein untuk memperbaiki metabolisme yang berantakan karena pola makan tak sehat.
Tak semua protein boleh dikonsumsi, Rita membatasi pada putih telur, dada ayam tanpa kulit, yogurt rendah lemak, ikan segar, dan tempe.
"Minggu kedua masa untuk membersihkan aliran darah. Caranya dengan berhenti konsumsi karbohidrat sederhana seperti pada minuman atau makanan manis. Tapi tingkatkan konsumsi asam lemak esensial untuk membersihkan zat yang menghambat aliran darah," ujarnya.
Pekan ketiga selanjutnya diisi dengan melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan massa otot. Namun, Rita merekomendasikan olahraga di luar ruangan karena vitamin D pada sinar matahari dapat meningkatkan imunitas tubuh. Selamat mencoba!
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya