Menurut sebuah data, sepertiga dari 1.400 pasien hipertensi trlah menghindari untuk meminum obat mereka.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit gaya hidup yang paling umum yang terjadi saat ini dan merupakan penyumbang utama masalah kesehatan kronik seperti stroke dan serangan jantung. Hipertensi dianggap sebagai "silent killer" oleh profesional medis di seluruh dunia dan merupakan penyakit kardiovaskular yang pendeteksiannya agak rumit, karena tanda dan gejala yang begitu halus.
Setelah didiagnosis atau dideteksi, dokter kebanyakan meresepkan obat yang dapat membantu mempertahankan tingkat tekanan darah rendah. Namun, banyak pasien hipertensi tidak mematuhi resep mereka dan akhirnya melewatkan pengobatan mereka. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga dari 1.400 orang dengan tekanan darah tinggi belum menggunakan obat tekanan darah tinggi yang telah diresepkan.
Tekanan darah tinggi dianggap sebagai satu-satunya faktor risiko terpenting dalam kesehatan dan kematian dini di seluruh dunia.
Meski obat yang dianjurkan cenderung terbukti efektif, target penurunan tekanan darah hanya dapat dicapai pada 40-50% pasien. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya jumlah pasien yang tidak mengonsumsi obat dengan benar, atau bahkan tidak sama sekali.
Peneliti dari Universitas Manchester bersama kolaborator Inggris dan luar negeri menggunakan teknik spektrometri massa untuk memeriksa sampel darah dan urin dari hampir 1.400 orang di Inggris dan Republik Ceko. Mereka menemukan bahwa ketidakpatuhan terhadap obat penurun tekanan darah tinggi di Inggris mencapai 41,6% dan 31,5% di Republik Ceko.
Selanjutnya, dengan setiap resep tambahan, tingkat ketidakpatuhan meningkat masing-masing 85% dan 77%. Maciej Tomaszewski, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan bahwa mereka telah menduga beberapa pasien tidak menggunakan obat mereka secara teratur namun memerlukan data sahih untuk menunjukkan seberapa tinggi angka tersebut.
"Jelas, semakin banyak obat penurun tekanan darah diresepkan, semakin tinggi risikonya pasien tidak akan memakainya secara teratur. Kami juga menunjukkan bahwa diuretik sangat buruk," katanya.
Hasil dari analisis ini, menunjukkan bahwa empat parameter yang mudah dikumpulkan: usia pasien, jenis kelamin, jumlah obat penurun tekanan darah dan diuretik bersama dapat memberikan ukuran risiko yang baik untuk tidak mengkonsumsi obat secara teratur. Para periset percaya bahwa di masa depan mereka dapat mengembangkan formula yang lebih baik lagi untuk memperkirakan risiko tidak memakai obat penurun tekanan darah tanpa memerlukan analisis urin atau darah. Ini akan sangat berguna di negara-negara dengan sumber daya terbatas, seperti yang Tomaszewski jelaskan. "Tidak semua negara memiliki keahlian dan kemampuan finansial untuk berinvestasi dalam teknologi yang kami gunakan."
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental