Suara.com - Psikolog klinis Liza Marielly Djaprie mengatakan sebaiknya tidak menganggap cerita teman atau anggota keluarga mengenai depresi yang dialaminya hanya sebagai hal sepele atau sekedar bercanda.
"Jangan dianggap bercanda kalau teman atau saudara sudah ngomong atau teriak minta tolong atas depresi yang dialaminya," ujar dia di Jakarta, Senin (24/7/2017).
Depresi, ujar Liza, membuat seseorang merasa tidak memiliki jalan keluar dari masalah yang dimiliki sehingga perlu bantuan orang lain saat mengungkapkan depresinya.
Lingkungan memiliki peran penting dalam membantu seseorang mengatasi depresinya, salah satunya dengan mendekati dan mengajak membicarakan beban yang dimiliki agar tidak tenggelam dalam masalahnya sendiri.
"Perhatikan perubahan perilaku, misalnya menutup diri, kehilangan minat dan hobi, kebiasaan sehari-hari kalau biasanya bekerja jadi ogah-ogahan. Mulai didekati dan ditanya untuk membuka kesempatan penderita berbicara," ucap Liza.
Ia menuturkan penderita depresi parah dapat disembuhkan dengan bantuan obat-obatan, sementara untuk depresi bisa dilakukan terapi atau konseling pemberdayaan individu.
Saat melakukan terapi atau konseling, pikiran penderita depresi akan teralih sehingga tidak hanya berkutat dengan masalah-masalah yang membebaninya.
Adapun untuk depresi karena trauma masa lalu dapat disembuhkan dengan konseling hipnoterapi yang membuat penderita kembali ke masa lalu dan memaafkan apa yang terjadi.
Namun, terapi harus dilakukan secara konsisten dan dalam jangka waktu lama untuk kesembuhan pasien. Inkonsistensi pasien dalam menjalani terapi atau konseling menjadi hambatan untuk kesembuhannya.
"Tidak bisa penderita sekali langsung sembuh, terapi kasus psikologis harus rutin datang. Sulit kalau tidak punya komitmen. Di sinilah fungsi dukungan sosial untuk mengingatkan," kata Liza. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental