Suara.com - Apakah Anda ingin mengurangi asupan alkohol Anda? Nah, sebuah studi terbaru menemukan bahwa Anda hanya memerlukan 11 menit pelatihan mindfulness dan cara ini dipercaya dapat membantu mengurangi konsumsi alkohol. Pelatihan mindfulness mencakup kombinasi meditasi, kesadaran tubuh dan yoga.
Penulis utama penelitian, Sunjeev Kamboj, dari University College, London, menemukan bahwa latihan yang sederhana dan singkat dapat membantu peminum mengurangi kebiasaannya, dan manfaatnya dapat dilihat dengan cukup cepat.
Perhatian dan konsentrasi yang mendalam dapat mengajarkan seseorang mengenai kesadaran tinggi akan perasaan dan sensasi tubuhnya, sehingga mereka dapat memperhatikan hasrat daripada menekan hasrat itu sendiri.
Dengan strategi ini, para peserta dapat mentolerir hasrat untuk minum sebagai kejadian sementara tanpa perlu melakukan tindakan.
"Mempraktikkan perhatian penuh dapat membuat seseorang lebih sadar akan kecenderungan mereka untuk menanggapi secara refleks terhadap dorongan. Dengan semakin sadar akan hasrat mereka, menurut kami, peserta penelitian dapat membawa menarik kembali pada persamaa alih-alih meraih secara otomatis minuman saat mereka merasakan keinginan," terang Kamboj dilansir Zeenews.
Dalam studi tersebut, setelah sesi pelatihan dan dorongan selama 11 menit untuk terus berlatih mengenai mindfulness peminum berat akan mengurangi asupan alkohol dalam seminggu dibandingkan orang-orang yang diajari teknik relaksasi saja.
Kelompok mindful minum 9,3 unit alkohol lebih sedikit (kira-kira setara dengan tiga liter bir) di minggu berikutnya dibandingkan dengan minggu sebelum penelitian, sementara tidak ada penurunan konsumsi alkohol yang signifikan di antara mereka yang telah mempelajari teknik relaksasi.
Periset mengatakan bahwa masalah alkohol berat sering didahului dengan pola minum berat, sehingga para periset berharap bahwa bentuk pelatihan seperti perhatian penuh dapat membantu mengurangi minum sebelum mengalami masalah yang lebih parah.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam International Journal of Neuropsychopharmacology. "Kita perlu mempersiapkan anak-anak, tidak hanya untuk sekolah saja tapi juga untuk meningkatkan daya saing mereka agar siap menghadapi masa depannya dengan lebih baik," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?