Suara.com - Menu sarapan masyarakat Indonesia identik dengan nasi, seperti nasi goreng, nasi uduk, hingga bubur ayam. Menu sarapan seperti ini disampaikan dokter spesialis gizi klinik Samuel Oetoro, dapat menimbulkan efek bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Dia menyebut, nasi putih cenderung rendah serat dan memiliki tingkat glikemiks tinggi. Hal ini menyebabkan kadar gula darah cepat naik, namun juga cepat turun sehingga memicu penyakit diabetes dalam jangka panjang.
"Nasi putih yang ada saat ini itu selaput beras atau kulit arinya sudah habis karena diproses dengan mesin bukan ditumbuk seperti zaman dahulu. Ini sebabnya nasi putih cenderung rendah serat, memang enak di mulut tapi di dalam organ tubuh bisa berbahaya dalam jangka panjang dapat memicu diabetes," ujar dia dalam peluncuran BelVita Pisang dan Sereal di Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Dampak yang sama juga dirasakan bagi mereka yang doyan sarapan dengan bubur ayam. Menurut dia, bubur ayam lebih mudah dicerna oleh tubuh sehingga kadar gula dalam darah cepat naik.
"Bubur itu kan nasi putih dipanaskan, lalu airnya banyak. Jadi kita nggak butuh lama mengunyah, dan tubuh juga nggak lama mencernanya sehingga kadar gula darah cepat naik," ungkapnya.
Agar lebih sehat, dr Samuel menyebut, pilihlah nasi yang tinggi serat seperti nasi merah atau nasi putih yang diproses dengan cara ditumbuk. Nasi dengan serat yang tinggi memiliki indeks glikemik rendah sehingga tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
"Jadi kalau pilih nasi pilihlah nasi berserat, bisa nasi merah atau nasi berasnya model zaman dulu. Habis panen ditumbuk bukan di slip di mesin jadi kulit ari rontok semua," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar